Mohon tunggu...
Sri Ken
Sri Ken Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Swasta

Suka masak sambal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Terjebak pada Romantisme Masa Lalu

28 Januari 2020   06:29 Diperbarui: 28 Januari 2020   06:35 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, ada tayangan talkshow bertema terorisme yang menampilkan warga Indonesia yang pulang dari Suriah. Talkshow sebuah televisi swasta ini terkenal karena tidak saja menampilkan topic controversial tapi juga karena berhasil membuat narasumber 'berbahaya' tampil di acara itu. Rating talkshownya lumayan tinggi.

Tidak semua nara sumber' mantan Suriah' mau dan bisa tampil di talkshow ini, tapi narsum yang merupakan seorang wanita ini mampu dengan runtut memaparkan alasan dia ke Suriah dan kenapa dia kembali.

Wanita ini adalah seorang wanita yang sudah berkeluarga dan taat beragama. Karena bacaan-bacaan tentang agama dan  prespektif melihat Suriah yang berbeda, membuat wanita ini bertekad untuk berangkat ke negeri itu, dengan impian bahwa dirinya akan berkehidupan damai sejahtera seperti zaman nabi dan berjuang demi kebesaran Islam seperti zaman nabi pula.

Dia tidak sendiri, tapi juga membawa anak dan suami serta keluarga besarnya. Tak tanggung-tanggung, anggota keluarga yang dibawanya berjumlah 16 orang termasuk wanita itu. Segala harta yang mereka punya seperti perhiasan, tanah dan rumah dijual sebagai uang saku dan tabungan. Kebutuhan untuk 16 orang anggota keluarga di negara orang tentu tidak sedikit.

Keberangkatan mereka atas arahan seseorang di Suriah yang nantinya akan mengurus tempat tinggal mereka, pekerjaan buat anggota keluarga dan lain sebagainya. Mereka memang dijanjikan pekerjaan yang sesuai dengan syariaat Islam, tapi menurutnya membutuhkan waktu.

Beberapa bulan berlalu, mereka hidup di Suriah mereka tak kunjung menemukan fakta yang ada pada benak mereka semua ketika berangkat ke negara itu. Mereka tidak menemukan keadilan yang diungkapkan seperti zaman nabi. Kesimpulan itu mereka dapat ketika pada satu ketika mereka bertemu dengan seseorang yang melakukan kesalahan kecil. 

Oleh otoritas desa setempat di Suriah, orang tersebut dianiaya dan dihukum sampai nyaris mati. Selain itu mereka juga tidak mendapati pekerjaan yang penuh dengan kedamaian seperti zaman nabi, karena hanya kekerasan yang mereka temui. 

Mereka juga tidak menemukan tutur kata sejuk dari penganut agama yang sama dengan mereka karena lingkungan dimana mereka tinggal sangat keras dan menuntut mereka berperilaku kasar. Mereka ingin menegakkan syariaat Islam di Suriah seperti tertulis.

Aneka kenyataan itu sempat membuat keluarga dari Indonesia ini kecewa dan sebagian mereka ingin kembali ke Indonesia. Sayangnya semua paspor dan kelengkapan administrative mereka tersandera pada penghubung yang mengurus keberangkatan mereka ke Suriah. Akhirnya dengan segala perjuangan dan air mata akhirnya mereka semua kembali ke Indonesia.

Pada semua yang hadir pada talkshow tersebut, sang wanita menyatakan bahwa dirinya sangat menyesal terjebak pada ungkapan orang soal Suriah. Dia membayangkan Suriah sama halnya dengan suasana pada saat nabi Muhammmad masih hidup dimana tidak ada penindasan, kota yang penuh  damai dan adil serta semua basis kehidupan masyarakatnya berbasis syariaat Islam. Wanita itu mengakui bahwa dirinya terjebak pada romantisme masa lalu, tanpa melihat kondisi masa kini.

Syariat Islam yang ingin ditegakkan oleh ISIS di Suriah ditentang banyak negara karena ISIS menggunakan kekerasan dan menggunakan agama sebagai alat politik (meraih kekuasaan).  Kondisi di Suriah saat itu amat berbeda dengan zaman Nabi Muhammad seperti tertulis.

Banyak dari kita saat ini memimpikan romantisme masa lalu yang tidak lagi sesuai dengan masa kini. Bukan soal keyakinannya, tetapi soal kondisi sosial politiknya. Dan agama seharusnya tidak bisa diterapkan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan karena pada dasarnya agama itu membawa kedamaian dan bukan perseteruan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun