Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bagaimana Nasib PNS Bila Perannya Diganti oleh Robot?

20 Januari 2020   15:04 Diperbarui: 20 Januari 2020   15:08 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI mengantre bersalaman serta bermaaf-maafan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada halal bihalal Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, di Balai Kota, Rabu (22/7/2015). (Kompas.com/Kurnia Sari Aziza)

Permasalahan di instansi pemerintah adalah kerja yang begitu lama dan birokrasi yang berbelit-belit. Ada banyak ASN yang pekerjaannya cuma ongkang-ongkang kaki, atau malah sudah puluhan tahun bekerja tapi tidak tahu cara bekerja.

Selama ini birokrasi di Indonesia terbilang lamban baik dalam proses pelayanan dan pengambilan keputusan. Padahal berhubungan langsung dengan masyarakat, di era digital pelayanan dan pengambilan keputusan haruslah cepat.

Para ASN abdi negara harus berpikir cepat, ada semakin banyak tugas yang harus ia lakukan. Pekerjaan yang selama ini dianggap santai seakan berubah. Bukan saja bermodal datang pagi hari mengikuti apel dan tak terlambat melakukan absen di finger print.

Kini ancaman bukan datang dari ASN baru yang berwajah polos, tapi mereka yang tak terlihat dan terdeteksi. Di era disrupsi ancaman datang dari yang tak kita dugaan, dia adalah AI (Artificial Intelegence) berwujud robot. Ia tak pulang ke rumah, izin makan, atau berhalangan hadir karena cuti. Selalu setia melayani pelanggan bahkan bila diperlukan lebih dari 8 jam dari asumsi kerja para PNS. Inilah yang ingin diwujudkan pemerintah dalam membuat dunia birokrasi semakin ramping tapi bekerja optimal.

Itulah yang diharapkan pemerintah karena menilai birokrasi masih terlalu lambat. Kecepatan dalam bekerja dan memutuskan sangat dibutuhkan. Salah satu opsi adalah menghadirkan AI di dunia birokrasi dan itu yang harapkan pemerintah. Ke depan AI jadi instrumen tak langsung dari pemerintah di setiap birokrasi. Mempercepat sekaligus meningkatkan proses pelayanan yang kini sering dikeluhkan masyarakat.

Memang terdengar menakutkan, Robot AI yang dulunya hanya ada di film Sci-fi Hollywood, kini ia berada satu kantor dengan kita. Bekerja dengan giat dan membuat para ASN tersingkir dan terpinggirkan satu persatu. Menakutkan lagi, ASN yang tak terampil harus diajarkan cara bekerja yang benar oleh Robot AI.

Pemerintah pun sudah memilih golongan di ASN akan saling sikut-sikutan dengan Robot AI. Perampingan yang dipilih adalah dari eselon III dan IV dari ASN. Pilihan itu didasari banyak hal, yaitu memperpendek jarak dan bahkan mempercepat proses kepengurusan.

PNS, pekerjaan nyaman dambaan semua orang
Tak dipungkiri ada begitu banyak pelamar yang mendaftar PNS, jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2020 ada lebih 5 juta pelamar yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, untuk 152 ribu formasi di sejumlah instansi.

Artinya satu orang harus mengalahkan ratusan pelamar lainnya, persaingan yang sulit untuk sebuah posisi. Alasan menjadi PNS beragam, ada yang karena gaji tetap, dapat tunjangan hari tua, mengabdi untuk negara hingga calon menantu idaman.

Bagaimana bangga sembari menggunakan pakai dinas pergi ke rumah calon mertua. Mungkin ia tidak berpikir panjang melego anaknya untukmu. Atau bahkan mencari calon istri seorang ASN, harga mahalnya melonjak naik. Para bujang mendadak keringat dingin patokan mahar dari orang tuanya, begitu spesialnya jadi ASN.

Baiklah kembali ke topik bahasan, terserah tujuannya apa. Setiap pelamar pun alasan masing-masing memilihnya. Bahkan tak masalah anak muda bekerja di instansi pemerintah, ide segar mereka bisa mengubah birokrasi jadi mudah dan fleksibel. Adanya Robot AI seakan bukanlah ancaman, malahan bentuk kolaborasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun