"Kok kaya' pernah lihat ya mas.."
"Kamu mirip sama temenku.."
Dua kalimat di atas adalah komentar yang sangaaat biasa saya terima saat berkenalan dengan orang baru. Iya, sesuai judul, muka saya memang pasaran.
Sejak SMA sampe sekarang adaaa saja orang dalam lingkungan pergaulan saya yang dibilang mirip saya. Eh atau saya yang mirip dia?
Di kantor, yang personilnya cuma 30an orang, ada satu kawan yang kata orang-orang mirip saya. Bukan cuma mirip, tapi dibilang kembar! Sampai-sampai orang suka tertukar memanggil nama kami. Saya dipanggil Chandra, Chandra dipanggil Iqbal. Padahal menurut saya kami berdua tak ada mirip-miripnya. Chandra badannya tinggi, sementara saya hidungnya yang tinggi(mancung maksudnye :P). Dia etnis sumatra barat, sedangkan saya berasal nun dari indonesia timur.
Dulu pas kuliah, dari 400 orang yang satu jurusan dan satu angkatan dengan saya, ada dua orang yang kata teman-teman mirip saya. Asli nyesek.
Yang paling memilukan adalah pas zaman SMA. Ada satu teman yang dalam pandangan guru-guru mirip dengan saya. Bahkan kepala sekolah selalu memanggil saya 'beni', sementara teman yang mirip saya itu kerap disapa 'iqbal' oleh kepala sekolah.
Apanya yang memilukan? Yang memilukan adalah: Teman saya itu biasa saja. Sementara yang berprestasi secara akademis dan non akademis di sekolah itu saya. Tapi kenapa jadi dia yang dibaik-baikin kepala sekolah..? *menangis di pojokan*
Etapi muka pasaran ini membuat saya sadar, bahwa wajah saya ini tidak jelek-jelek amat. Karena tak satu pun orang-orang yang dibilang mirip saya itu bermuka kusut. :P Termasuk sering juga ada yang bilang muka saya ini mirip artis Omesh atau Arifin Putra. Alhamdulillah yah dibilang mirip artis. :')
Bagaimanapun, sesuai foto ilustrasi, yang pasti; saya sangat mirip emak saya. :P