Sudah bukan fakta yang diragukan lagi, Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar. Bahkan pernah terucap adagium: dimana kaki berpijak di bumi Indonesia, dibawahnya pasti terdapat harta karun dalam perut bumi. Bagaimana tidak? Terletak pada persilangan dua Samudra (Pasifik dan Hindia) serta dua lempeng (Indo-Australia dan Eurasia) dan letaknya yang persis berada di bawah garis khatulistiwa membuat negara ini tidak hanya kaya akan sumber daya mineral melainkan juga energi, yang berbagai macam bentuknya: panas bumi (akibat banyaknya titik vulkanik di Indonesia), tenaga air (dari Samudra yang terhampar luas: 2/3 Indonesia ialah perairan!), cahaya matahari bahkan angin yang banyak dijumpai di daerah pantai.
Mari kita kerucutkan pembahasan pada sektor energi. Selain sumber daya energi yang disebutkan di atas, terdapat juga sumber lain seperti biomassa dan sampah. Data menunjukkan, potensi panas bumi mencapai 29GW (setara 20% kebutuhan energi nasional), air dengan 75GW . Mengutip perkataan Jonan[1], Â potensi dari sumber daya yang lazim disebut energi baru terbarukan (EBT) in berkisar pada angka 441,7GW. Sebuah jumlah yang sangat besar, dan tidak mengherankan berada di negara konon katanya lahir tatkala Tuhan sedang tersenyum.
Paradoks: Rendahnya Penikmat Energi
Sebuah paradox dapat kita amati pada ihwal energi Indonesia. Sederhananya, mari kita lihat bagaimana Indonesia mampu menghidupkan masyarakatnya melalui elektrifikasi. Berdasarkan data yang dirilis ESDM, rasio elektrifikasi Indonesia per Juni 2017 baru mencapai 92.8%. Â Perlu disadari, angka yang besar tidak berarti
Akar masalah
Solusi
Core Business
Harapan.
Energi Baik
[1] http://ekonomi.metrotvnews.com/energi/VNx3V1yK-kementerian-esdm-sebut-potensi-ebt-capai-441-7-gw
