"kamu punya pengalaman yang luar biasa Indra.." pak Nur menatap ku sambil tersenyum.
aku tidak dapat berkata-kata, setelah mendengar kalimat itu, hanya gumpalan penyesalan yang ada di dada ku, terasa sangat menyesakkan, air mata tidak terbendung menetes di pipi ku, pak Nur seperti ayah ku, nasihat dengan kalimat menyemangati seperti ini hanya ayah ku yang mampu merangkainya, saat ini pak Nur mampu mengisi relung hampa di jiwa ku sepeninggalan ayah ku.
"terima kasih pak" jawab ku, dengan tetesan air mata karena teringat ayah ku yang telah meninggalkan ku setahun yang lalu.
***
Aku telah lulus dari universitas impian ku dan aku ingin membagikan kebahagian ku ini dengan seorang guru yang telah menyelamatkan ku dari keterpurukan hidup semasa remaja, aku ingin mengunjungi sekolah ku yang penuh dengan kenangan manis dan pahit itu.
"permisi pak, saya Indra dulu saya siswa disini, saya mau bertemu Pak Nur dan Guru-guru yang lain" aku berkata kepada seorang petugas keamaanan yang memberhentikan mobil ku di pintu gerbang. "silakan mas, nanti parkir di samping ya" sahut petugas keamanan. "oh ya saya mau info, Pak Nur sedang dirawat di rumah sakit, bermasalah dengan ginjal katanya" petugas keamanan itu memberikan informasi kepada ku.
Segera ku parkir kendaraan ku dan langsung menemui staf tata usaha di sekolah dan menanyakan kondisi pak Nur, aku mendapatkan informasi detail tentang kondisi dan rumah sakit tempat pak Nur dirawat, langsung ku tancap gas menuju lokasi rumah sakit.
"Assalamualaikum pak Nur" ku ucapkan salam dan ku lihat pak Nur terbaring dengan kondisi yang lemah.
"Indra.." jawab pak Nur, dengan wajah ceria berusaha untuk menutupi semua kelemahan yang sedang dihadapinya.
"betul pak" jawab ku dengan air mata menetes teringat ayah ku sebelum kepergiannya.
"pak.. saya berhasil karena saya punya sahabat dan juga guru yang hebat" bisik ku di telinganya, tanpa terasa air mata ku semakin deras menetes, dan kulihat pak Nur pun menetaskan air matanya. ku lihat pak Nur berusaha untuk mengatakan sesuatu, ku dekatkan telinga ku, pak Nur berkataÂ