Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Serangkaian Impian dari Guruku

9 November 2020   12:20 Diperbarui: 9 November 2020   12:25 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kondisi Pak Nur (Dokpri)

"kamu punya pengalaman yang luar biasa Indra.." pak Nur menatap ku sambil tersenyum.

aku tidak dapat berkata-kata, setelah mendengar kalimat itu, hanya gumpalan penyesalan yang ada di dada ku, terasa sangat menyesakkan, air mata tidak terbendung menetes di pipi ku, pak Nur seperti ayah ku, nasihat dengan kalimat menyemangati seperti ini hanya ayah ku yang mampu merangkainya, saat ini pak Nur mampu mengisi relung hampa di jiwa ku sepeninggalan ayah ku.

"terima kasih pak" jawab ku, dengan tetesan air mata karena teringat ayah ku yang telah meninggalkan ku setahun yang lalu.

***

Aku telah lulus dari universitas impian ku dan aku ingin membagikan kebahagian ku ini dengan seorang guru yang telah menyelamatkan ku dari keterpurukan hidup semasa remaja, aku ingin mengunjungi sekolah ku yang penuh dengan kenangan manis dan pahit itu.

"permisi pak, saya Indra dulu saya siswa disini, saya mau bertemu Pak Nur dan Guru-guru yang lain" aku berkata kepada seorang petugas keamaanan yang memberhentikan mobil ku di pintu gerbang. "silakan mas, nanti parkir di samping ya" sahut petugas keamanan. "oh ya saya mau info, Pak Nur sedang dirawat di rumah sakit, bermasalah dengan ginjal katanya" petugas keamanan itu memberikan informasi kepada ku.

Segera ku parkir kendaraan ku dan langsung menemui staf tata usaha di sekolah dan menanyakan kondisi pak Nur, aku mendapatkan informasi detail tentang kondisi dan rumah sakit tempat pak Nur dirawat, langsung ku tancap gas menuju lokasi rumah sakit.

"Assalamualaikum pak Nur" ku ucapkan salam dan ku lihat pak Nur terbaring dengan kondisi yang lemah.

"Indra.." jawab pak Nur, dengan wajah ceria berusaha untuk menutupi semua kelemahan yang sedang dihadapinya.

"betul pak" jawab ku dengan air mata menetes teringat ayah ku sebelum kepergiannya.

"pak.. saya berhasil karena saya punya sahabat dan juga guru yang hebat" bisik ku di telinganya, tanpa terasa air mata ku semakin deras menetes, dan kulihat pak Nur pun menetaskan air matanya. ku lihat pak Nur berusaha untuk mengatakan sesuatu, ku dekatkan telinga ku, pak Nur berkata 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun