Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Perempuan dan Betinaku

28 Oktober 2020   12:44 Diperbarui: 28 Oktober 2020   12:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-public-domain-pictures-41178

Dulu aku lebih cinta diri ku sendiri, aku berpetualang, aku bertarung, aku memangsa, aku sang singa di padang Sabana ini, tidak pernah aku mengenal pagi, tidak pernah aku mencari sore, tidak pernah aku berfikir malam dan aku selalu siap untuk siang.

Dulu aku mengalahkan para singa itu dengan taring ku, dulu aku merobohkan ke angkuhan singa itu dengan cakar ku, dulu aku mengaum menandakan ke eksistensian ku di hutan dan di sabana, aku berlari kencang mengejar buruan ku, aku merobohkan buruan ku dengan luka tebasan yang dalam, dengan gigitan yang kuat, ya itulah kebanggan ku, aku sang raja Sabana, meskipun mereka tidak mengakuinya.

Hingga aku bertemu dengan sebuah koloni, betina itu, betina itu mencuri hati ku, betina itu terlihat berbeda, betina itu indah, betina itu ya betina itu.

Sejak pertemuan itu, aku berubah, sejak pertemuan itu aku tidak lagi ingin menjadi raja bagi Sabana ini, aku tidak mau berlari mengejar matahri untuk menjumpai siang, cukuplah disamping mu aku tenang.

Dalam kurun waktu itu, lahirlah dua sosok betina yang cantik, mungil, dengan cakarnya dan taringnya yang masih rapuh, kutatap tajam mata mu yang indah ketika menangis karena haus, ku belai halus bulu dipunggung mu ketika kau lelah berlari bermain dengan kupu-kupu itu, saat malam ku dekap erat tubuh mu, menjaga mu dari dingginnya malam dan hewan buas yang akan menerkam.

aku tak mampu lagi bertarung, karena aku tidak mau kehilangn mu, aku tidak mampu lagi mengaum karena takut menyakiti telinga mu, aku tidak mampu berlari karena aku ingin selalu bersama mu, aku ingin mewujudkan mimpi mu, dan bermimpilah bersama ku.

"meeooong" aku tidak lagi mengaum aku hanya mampu mengeong.

TAMAT

M.I 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun