Mohon tunggu...
Healthy

Promosi dan Prevensi: Jalan Keluar Defisit BPJS

20 April 2019   15:03 Diperbarui: 20 April 2019   15:09 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Iqbal Kevin Kyle

Dana BPJS pada tahun 2018 mengalami defisit sebanyak Rp10,98 triliun. 12 triliun dari anggaran BPJS digunakan untuk mengobat penyakit-penyakit katastropik atau penyakit yang bila tidak ditangani dapat mengancam jiwa. Selama tahun 2018, penyakit-penyakit yang 'menyumbang' pengeluaran yang besar untuk BPJS justru adalah penyakit-penyaki katastropik tersebut. Penyakit yang paling membutuhkan biaya terbesar adalah penyakit jantung, dengan 7 juta pasien menghabiskan 6,5 triliun. Disusul oleh kanker, 2,1 triliun, stroke, 1,38 triliun, dan gagal ginjal, 1,3 triliun.

Penyakit-penyakit tersebut merupakan contoh dari non-communicable disease yang sebenarnya bisa dicegah. Masalahnya adalah anggaran untuk program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit masih jauh dari ideal, 10%. Untuk tahun 2018, menurut Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, alokasi anggaran untuk program ini hanya sebesar Rp475,64 miliar atau sekitar 0,54% dari total anggaran biaya manfaat pelayanan kesehatan tahun 2018 yang mencapai Rp87,8 triliun. Itu pun penggunaannya masih terpakai hanya 15,33% per Mei 2018.

Hal ini sangat berbeda dengan sistem National Health Service Inggris raya yang baru saja mengalami surplus sebesar 20 miliar Poundsterling. PM Inggris, Theresa May menyebutkan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk pelayanan komunitas dan kesehatan mental. Salah satu program kesehatan komunitasnya adalah deteksi awal kanker, program hidup sehat, ekstra support untuk komunitas agar pasien lebih cepat sembuh dari rumah sakit dan lain sebagainya. Program ini ditargetkan akan dapat menyelamatkan lebih dari 500.000 nyawa.

Jadi dari sini kita bisa simpulkan bahwa sistem kesehatan universal di negara maju sudah berorientasi pada promosi dan prevensi sedangkan di negara Indonesia masih berfokus pada pengobatan. Semoga kedepannya sistem BPJS Indonesia dapat menyelesaikan masalah ini hingga ke akarnya.

Sumber:
1. Fajrian. 8 Daftar Penyakit Terbesar yang "Gerogoti" BPJS Kesehatan [Internet]. gaya hidup. [cited 2019 Apr 20]. Available from: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180119204641-258-270306/8-daftar-penyakit-terbesar-yang-gerogoti-bpjs-kesehatan
2. Program Promotif dan Preventif BPJS Kesehatan Belum Ditangani Serius | Finansial [Internet]. Bisnis.com. [cited 2019 Apr 20]. Available from: https://finansial.bisnis.com/read/20181012/215/848638/program-promotif-dan-preventif-bpjs-kesehatan-belum-ditangani-serius
3. Triggle N. New NHS plan "to save 500,000 lives." 2019 Jan 7 [cited 2019 Apr 20]; Available from: https://www.bbc.com/news/health-46777387

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun