Mohon tunggu...
Iqbal Elhakim
Iqbal Elhakim Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mahasiswa fakultas hukum Universitas Djuanda Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Dengan Hati Nurani

23 Februari 2015   04:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14246139901424332605

''Banyak orang hidup dalam keadaan yang tidak menyenangkan, namun tidak mengambil inisiatif untuk mengubah situasi mereka, karena mereka dikondisikan untuk hidup keamanan, kesesuaian, dan konservasi, yang semuanya mungkin tampak memberikan satu ketenangan pikiran, tetapi dalam kenyataannya tidak lebih dari merusak jiwa manusia.''

Kurang lebih seperti itu yang di kemukakan oleh Christopher McCandless 1992.

Dewasa ini semakin dewasa kita dapat melihat, begitu banyak orang menukar nuraninya dengan kehidupan yang munafik, mereka merampas, memeras, mencuri, bahkan kepada dirinya sendiri yang pada hakikatnya berhak akan ketenangan jiwa, kita menyaksikan begitu banyak orang tumbuh cemerlang lalu kemudian dibutakan oleh megahnya dunia yang memancing dirinya menjadi serakah.

Korupsi, perang, kebohongan publik, dan tindakan haram lainnya, mereka dalam keadaan hidup yang tidak menyenangkan secara batin karena telah melawan hati nuraninya sebagai fitrah kebaikan setiap orang, mereka tidak mau berubah, tidak peduli, dan membiarkan jiwanya rusak.

''People have enough to live, but nothing to live for; They have the means, but no meaning.'' - Victor E Frankl

Manusia memiliki yang mereka perlukan untuk hidup kecuali alasan untuk hidup. Mereka mendapatkan apa yang mereka perlukan namun tanpa makna.

Begitu pentingnya seseorang menjaga hati, hati nurani untuk menjaga dirinya dari kejahatan dirinya sendiri dan kejahatan dunia, seseorang harus paham tujuan hidup mereka, paham tentang makna dari mengapa dan untuk apa mereka hidup.

Bila manusia hendak berbuat keburukan, suara hati nurani akan melarangnya, karena Tuhan tidak menghendaki manusia berbuat kemungkaran, hati adalah sumber energi dan persaan mendalam yang menuntut kita untuk melakukan pembelajaran.

''Tidaklah mereka mengembara di muka bumi sehingga mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka mengerti, dan mempunyai telinga yang dengan itu mereka mendengar?, sungguh, bukanlah matanya yang buta, tetapi yang buta ialah hatinya yang ada dalam rongga dadanya.'' (QS Al-Hajj 22:46).

Dari Wabishah bin Ma'bad berkata'' Aku datang kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersabda. Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan? ''Aku menjawab, Benar wahai Rasulullah'', lalu beliau bersabda. Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri, kebaikan adalah apa yang karenanya jiwa dan hati menjadi tentram dan dosa adalah apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati meskipun orang-orang  memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.( HR Ahmad dan Ad Damiri.).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun