Mohon tunggu...
Iqbal Bahrul Alam
Iqbal Bahrul Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

saya manusia biasa makan nasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Charles Tilly dan Gerakan Sosial (Repertoire)

14 Desember 2022   21:02 Diperbarui: 14 Desember 2022   21:20 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://casbs.stanford.edu/people/charles-tilly

Charles Tilley lahir pada 27 Mei 1929 di Lombard, Illinois, Amerika Serikat. Dia lulus dari York Community High School pada tahun 1946. Dia lulus cum laude dari Universitas Harvard pada tahun 1950 dan menerima gelar doktor dalam bidang filsafat dan sosiologi dari Universitas Harvard pada tahun 1958. Ia adalah seorang profesor sejarah, sosiologi, dan ilmu sosial di Universitas Michigan dari tahun 1969 hingga 1984 sebelum menjadi Profesor Ilmu Sosial Joseph L. Buttenwieser di Universitas Columbia. Charles Tilly juga pernah bertugas di Angkatan Laut AS sebagai juru bayar skuadron amfibi selama Perang Korea.

Charles Tilly adalah seorang sosiolog, ilmuwan politik, dan sejarawan yang menulis tentang hubungan antara politik dan masyarakat. Ia dianggap sebagai "pendiri sosiologi abad ke-21," dan merupakan salah satu sosiolog dan sejarawan terkemuka dunia, dengan penelitian ekstensif tentang sosiologi perkotaan, pembangunan negara, demokrasi, gerakan sosial, tenaga kerja, dan ketidaksetaraan.

Charles Tilly mengajukan konsep "serangkaian tindakan perlawanan kolektif" dalam konsep yang umum Tilly menyebutnya dengan repertoire. Tindakan perlawanan kolektif melalui repertoar merupakan bentuk dari unsur-unsur repertoire dari gerakan itu sendiri. Konsep ini menekankan bahwa tindakan kolektif adalah tindakan yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.

Tilly mendefinisikan gerakan sosial sebagai serangkaian tindakan perlawanan terus menerus atas nama kelompok yang merasa dirugikan terhadap mereka yang berkuasa, melalui berbagai demonstrasi publik, termasuk di luar jalur partisipasi politik resmi yang diatur oleh undang-undang dan peraturan. 

Secara umum, Tilly berargumentasi bahwa gerakan sosial adalah sesuatu yang terorganisir, berkelanjutan, menolak self-counscious, dan di dalamnya terdapat kesamaan identitas di antara mereka-mereka yang terlibat di dalamnya. 

Tilly menekankan dinamika kondisi keseluruhan yang menimbulkan keresahan sosial dan karakteristik yang muncul di dalamnya, daripada gerakan-gerakan dalam gerakan sosial yang secara khusus mengorganisir para aktor. 

Munculnya gerakan sosial tersebut karena adanya ketimpangan yang dilakukan oleh kelompok penguasa atau dominan. Di sisi lain ada juga yang memberi perhatian pada aksi dan upaya kolektif untuk mencapai tujuan bersama dalam rangkah perubahan, gerakan dimana dilakukan oleh kelompok di luar lingkungan lembaga-lembaga yang mapan.

Penulis mengenal teori gerakan sosial (repertoire) oleh Charles Tilly dari jurnal yang berjudul "Sosiologi Perlawanan Studi Perlawanan Repertoar Petani Di Rengas Ogan Ilir Sumatera Selatan" karya Mohammad Syawaludin. 

Berdasarkan dari pemaparan jurnal tersebut, penulis dapat mengetahui bahwa teori gerakan sosial (repertoire) merupakan sekumpulan cara atau strategi yang digunakan oleh sekelompok orang atau komunitas untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap suatu kebijakan, baik dengan menentang kebijakan tersebut maupun menuntut pelaksanaan kebijakan tertentu. Teori ini menekankan oposisi dari pihak yang dikuasai terhadap pihak yang dominan. 

Contohnya perlawanan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang menolak daerah mereka ditambang dalam upaya mendukung pembangunan Bendungan Bener. Menurut warga, mereka menolak dikarenakan khawatir akan dampak dari penambangan andesit tersebut. Warga khawatir desa mereka akan rusak dan mata pencaharian mereka akan hilang. P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun