Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepak Sayap Kebhinnekaan Puan Maharani

26 Oktober 2021   22:25 Diperbarui: 26 Oktober 2021   22:58 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditempat strategis itu , baliho Puan Maharani ketua DPR terpampang, bercampur dengan suara deras air sungai kali Unda, di sisi timur Kota semarapura itu, sangat Inspiratif. Sungai yang memiliki landscape berundak, persis seperti tirai pengantin, menjadi latar  baliho itu,  sebuah transformasi diri dapat terjadi ketika kita hendak memandang dengan kepasrahan pada alam. 

Meminjam pepatah  orang Inggris,  A great man is always willing to be little." Seseorang yang hebat selalu mau menjadi kecil. Artinya Baliho itu ingin mendekatkan diri pada rakyat kecil.

Di sana hendak digabungkan dengan ketokohannya Puan Maharani,  agar masyarakat tahu bahwa mereka memiliki pemimpin, atau bakal calon  pemimpin bangsa, serta diharapkan sang rakyat dapat mengenalnya dengan lebih dekat, dan memilihnya, mana kala nanti pertandingan pilpres memang memungkinkan  dia  benar-benar bisa  berlaga.

 Saya memandangnya dengan tenang, sebuah alegori, muncul tak terduga, pada sederet, kata-kata 'kepak sayap kebhinekaan. Sebuah kata indah penuh makna. 

Bercermin dari  Burung yang ingin terbang ke atas awan, bukan lah langsung menukik ke atas namun terbang rendah ke bawah, mencari momen yang tepat lalu melaju terbang menukik langit. 

Ini merupakan kespontanan reaksi alamiah pada sebuah sistem kehidupan. Apakah  harapan kepak sayap  itu terbang untuk  menjadi Presiden di tahun 2024 ?  sulit menjawabnya kini  karena masih jauh, yang pasti, waktu yang akan menjawabnya. sebaiknya , wait and see. 

Pada dimensi menukik ke bawah inilah, saya mendapatkan inspirasi untuk memberikan narasi memaknai nya, berdasarkan fenomena ilmu reaksi kimia yang saya geluti, sebab  untuk terbang membutuhkan energi yang kuat, dan itu harus ada di dalam diri (sebagai energi dalam). Ketika melihat burung, mau ke atas , nampaknya  dia akan mulai terbang merendah  ke bawah, lalu baru naik meluncur ke atas dengan kecepatan lebih  tinggi. 

Seolah-olah ketika terbang turun,  energi dalam akan bertambah, yang diambil  dari lingkungan. Itu gambaran saya untuk kata-kata  kepak sayap kebinekaan Puan Maharani.

 Baliho itu, dimana-mana  bertebaran,   memang tampak  eyes catching,  menjadi  sebuah pesan bertanda jamak , sosok Puan sedang  lebih diperkenalkan ke public. Sebuah pertanyaan , apakah sasaran untuk mengenalkan nya ke public , khususnya ke akar rumput bisa tercapai? Sebuah pertanyaan alegori yang tak perlu dicari-cari jawabannya.  

Karena  belum jelas,  bukti  elektabilitasnya  masih jauh dibawah Ganjar, Anies dan Prabowo. Usaha keras, perlu dipupuk.   Fall 7 times, stand up 8 times",  Ketika kamu gagal sebanyak tujuh kali, bangkitlah sebanyak delapan kali bisik teman saya dari Jepang., untuk menunjukkan bahwa dia tidak mudah menyerah.

 Apakah yang harus dilakukan? jawabannya  tak ada yang tidak mungkin di dunia ini hanya dibutuhkan strategi yang mantap karena di aras politik, berlaku dalil, Politik adalah seni dari segala kemungkinan, kreativitas adalah seni dari segala ketidakmungkinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun