Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangis Layonsari di Antara Gerimis Malam

25 September 2020   01:09 Diperbarui: 25 September 2020   01:17 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini malam sepi ditemani suara jangkrik malam yang larut, seakan engkau hadir dalam pusaran kerinduku yang dalam, menghiasi pelataran jiwaku yang semakin resah dan galau, ingin bertemu denganmu, engkau dan aku tak ada waktu, terjepit dalam pusaran kehidupan sesak.

Disitu kadang bahasa alam selalu menemaniku dengan seribu cahaya keindahan ketika engkau selalu bersamaku. Diriku sangat damai, oleh belantara hutan-hutan yang kerap engkau tampilkan dalam rona kehidupan bersama, mencintai alam yang kita miliki bersama

Disana terbesit sentuhan jiwa untuk mengatakan bahwa, 'Keberuntungan itu hebat, tapi sebagian besar dari kehidupan adalah kerja keras, begitulah engkau selalu berkata lirih melalui kerdip matamu yang indah dan mempesona jiwaku.

Layonsari pun berkata dalam sepi: "Dalam mengarungi kehidupan , selalu engkau sematkan didada ini, bisikanmu terasa indah, Ambillah resiko, kalau menang, kamu akan senang. Kalau kamu kalah, kamu akan jadi orang bijak, itulah selalu yang membuat aku bangkit, dan berdiri tegar berada dalam 'keterasingan ruang doa yang dalam" namun berbahagialah selalu, hidup memberikan banyak keinsyafan untuk beranjak, namun perlu engkau ketahui diriku selalu bahagia menantimu"

Sebelum menendang, perlu engkau sadari bahwa engkau akan berdiri dengan satu kaki saja. karena itu tak ada jalan pintas ke tempat yang layak dituju, bersamamu,kelak dalam suka dan duka, impitanmu dinanti, menembus bianglala pelangi jiwaku yang mendambakan sebuah keindahan.

Bli Jayaprana, kata Layonsari lagi, rasa kehidupan tak beraksi jauh 'gerimis itu selalu menandakan bahwa engkau selalu hadir ketika hari-hari bersamamu telah tiba, begitulah kehidupan, sebab lebih baik kehilangan sesuatu demi Tuhan.

Daripada kehilangan Tuhan demi sesuatu, Tuhan telah berikan sebuah kehangatan cinta dan pemberian kasih oleh dirimu sangat berharga bagiku, semoga engkau damai selalu,

Ku menunggu di ruang dan jeda waktu, ketika sore hari di suatu tempat yang indah sebuah hamparan hati, teronggok sebuah kesucian mendongak dalam pusaran yang membuat dahaga hati, penuh asa kasih  yang menanti , untuk ditiup bagaikan lilin menyala,serta dikecup dalam kerinduan yang membara, semoga benih kerinduan menjadi 'jiwa dari sosok generasi yang indah tampan dan mempesona dalam deburan ombak jiwaku yang damai.

Senyuman pelangi dalam gerimis malam seakan membuatku melayang ke angkasa raya, oh.... sayangku, engkau segalanya bagiku.... aku mencintaimu, Bli Jayaprana.

Jayaprana tersenyum, Layonsari..... besok pagi utusan Baginda raja datang, lalu berangkatlah menghadap beliau, karena beliau junjungan kita, beliau telah menyelamatkan diriku..... aku pamit... Layon sari terjaga, ternyata hari telah pagi. Dia menangis..... Jayaprana tidak datang lagi

Setelah, terbangun ,hujan gerimis pagi tersembul pelangi indah, namun dihati layonsari hanya duka nestapa.Dia berkata lirih.... Oh... Bli itu hanya mimpi namun engkau tiada disampingku lagi , engkau telah pergi, pergi untuk sementarakah?, atau untuk selamanya, aku tak tahu, secara fisik engkau telah pergi menghilangkan jejak untukku, aku sedih sendiri, dalam ruang-ruang doa, ku rangkai sebuah kata untuk menghibur hati ini, hati yang kerap luka karena engkau tak bersama lagi, entah sampai kapan ?.Om Gam Ganapataye namaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun