Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lubdaka, Sang Pemburu yang Tercerahkan

23 Januari 2020   06:57 Diperbarui: 23 Januari 2020   07:00 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di malam gelap itu, udara dingin 'tumeluk' jiwa lalu menusuk tulang, seakan mencengkeram raga. Rasa ketakutan yang amat sangat menimpa hati sang Lubdaka, sosok pemburu, yang ganas, mencari mangsa di hutan rimba raya untuk logistik hidupnya.

Namun keganasannya sirna, senjata yang dia bawa tak membantu banyak, karena dia sudah berada di atas pohon karena waktu telah gelap, seharian pergi berburu tak dapat apa-apa, nihil, hanya kelelahan yang hadir menjemput. Hutan lebat malam hari menampilkan wajah seramnya, dan berisi beribu kemungkinan hipotesis, sebagai dialektika diri yang sungguh menjadi misteri.

Satu misteri hipotesis masuk ke benak Lubdaka, yakni dia bisa mati tersergap binatang buas saat tertidur pulas, itu alasannya dia, tak ingin mati sia-sia, Dia tak tidur di bawah pohon, dia pun naik pohon, dan duduk di dahan yang bidang, namun hatinya resah gelisah, dan was-was, jangan --jangan ngantukku akan membuat aku menemui ajal, kematian yang sia-sia. Aku tak mau itu terjadi padaku. 

Mati harus ditempat terhormat, tidak dijalan, atau saat diboyong ke rumah sakit, atau tertabrak karena kecelakaan, kematian harus dijalan yang benar. Oleh karena itu apapun alasannya , kematian adalah proses yang bisa direncanakan, bukan karena nasib belaka.Begitulah kelebat benak sang Lubdaka, yang dinarasikan dengan indahnya oleh Empu Tanakung pada Kakawin Siwaratrikalpa

Narasi itu, mengisahkan sudut keajegan perjuangan manusia. Walaupun kelelahan membelenggu Ludaka , dia konsisten berjuang. 

Kelelahan membuat Lubdaka, berpikir, bahwa kehidupan sangat berarti, termasuk jiwa binatang yang hendak dia buru, dia menyadari benar bahwa ada dua hal yang diperlukan untuk hidup bahagia, yaitu "dhanya" bahan makanan, untuk memelihara badan, serta "dhyana" 'meditasi untuk memasuki kediaman Tuhan dan lebur dalam kemuliaan-Nya.

Artinya memati-mati adalah perbuatan yang berakibat perjalanan roh berat, karena makanan yang kita makan masih terikat roh binatang yang di bunuh, roh itu masih sayang dengan badannya.Roh akan mengikuti siapapun yang memakannya.

Dia, sadar selama ini dia hanya memburu untuk kesehatan badannya. Namun mengheningkan pikiran untuk kesehatan jiwa belum pernah dia lakoni, dia benar-benar Lubdaka ( Leb -dark) tenggelam dalam gelap. Untuk bangkit itulah dia harus melakukan dhyana, 'meditasi' memejamkan matanya, untuk bisa melihat sesuatu ketika mata tertutup.

Kisah kehidupan dan perjalanan Lubdaka, bangkit dari kegelapan, mendapat cahaya pada malam gelap, Siwaratri kalpa: Siwa bisa berarti terang, Ratri bisa berarti gelap dan Kalpa bisa berarti putaran waktu. Dengan mempelajari Siwaratri Kalpa, Manusia pencari hakikat hidup diharapkan bisa mengatasi gelap dan terangnya kehidupan. 

Malam yang paling gelap diantara bulan-bulan gelap, diantara satu revolusi bumi menghitari matahari saat itu, tepatnya 'purwaning tilem( sehari sebelum bulan mati ) di sasih kepitu (bulan maga)., sekitar bulan Januari.

Lalu, Lubdaka, itu memejamkan mata, dia terasa ngantuk, dan terasa mau masuk kealam mimpi, disinilah pergulatan sang jiwa dengan raga itu nampak hadir sebagai titik kritis pencarian makna kehidupan, sehingga Lubdaka agar tidak ngantuk dia terus berusaha melakukan kegiatan memetik daun bilwa ( Aegle marmelos= pohon maja), sambil menchantingkan nama dewa Siwa,'OM Nama Siwaya"(nama semaranam). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun