Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satyam Siwam Sundaram

23 November 2019   09:23 Diperbarui: 23 November 2019   09:22 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Pagi yang indah itu, di tahun 1988,  udara  berdesir dari  di pantai utara,Bali,  seorang teman membawakan saya  sebuah buku,  dengan judul , Sathya Sai Speaks, buku itu tidak terlalu tebal, namun judulnya membuat saya tertarik untuk membacanya, Isinya sungguh menyentuh setelah itu,hingga saat ini, itulah buku yang meletakkan dasar  fondasi hidup saya, menjalani hari-hari  untuk bekerja mengisi kekosongan hari, untuk melayani,bekerja dan berdoa. 

 Satu point, yang membuat saya tertransformasi,  adanya kata-kata bijak ini 'Hubungan  jiwa dengan Tuhan, serta pertaliannnya  keduanya hanya dapat di raih oleh  setiap orang yang memiliki tiga (3) sifat  berikut, yakni pikiran yang tidak ternodai oleh  keterikatan dan kebencian, perkataan yang tidak dinodai oleh dusta, serta tubuh yang tidktercemari oleleh kekerasan. Dalam buku itu yang padat  merupakan wacantya Sai Baba. Dan, buku yang selalu menjadi penuntun saya, dalam rangkaian menyelami ajaran nan mulia yang dapat menambah warna kehidupan menjadi lebih bermakna

Hari ini, para Bakta sai di seleuruh Dunia memperingati hari kelahirannya.Guru Muli, Sai Baba, Belaiu lahir dengan nama Sathyanarayana Raju (lahir 23 November 1926 -- meninggal 24 April 2011 pada umur 84 tahun), dengan nama keluarga "Ratnakara", ia adalah seorang Guru, orang yang mengabdikan hidupnya untuk perbaikan kemanusiaan, orator, pencipta lagu/puisi dan filsuf India Selatan ini, bagi para baktanya dikenal sebagai awatara.

 Sai Baba mengatakan tidak pernah membuat agama, ia mengajarkan bahwa semua agama itu sama dan ia tidak suka akan orang yang berpindah agama. Sai Baba berkata;"There is only one religion, the religion of love, there is only one language, the language of the heart, there is only one caste, the caste of humanity, there is only one God, He is omnipresent (Hanya ada satu agama, agama kasih, hanya ada satu bahasa, bahasa hati, hanya ada satu kasta, kasta manusia, hanya ada satu Tuhan, Dia ada di mana-mana)
 Setelah mendalami  ajarannya dan beberapa teman juga mengalami mengalami hal yang sama , yakni  tansformasi jiwa, menatap semuanya dengan konsepsi baru, yakni kasih,

 Inti nya adalah, pada kedirian yang tinggi, yakni  Satyam, Sivam, Sundaram, (kebenaran, kesucian dan keharmonisan), inilah jiwa yang mesti dijadikan roh bagi aktivitas keagamaan secara vertikal dan horizontal. Sebab dalam menghayati hidup tidak saja cukup berniat baik, akan tetapi pemunculannya kurang baik. Yang diharapkan adalah niat yang baik dimanifestasikan dengan prilaku yang baik, sehingga akan mencapai tujuan yang mulia.  Aktivitas atas dasar kesucian sudah pasti akan bermuara pada kerahayuan, keharmonisan serta yang terpenting spirit agama dalam mempermulia hidup tetap dapat dikobarkan.

 Disana saya menemukan bahwa kasih sejati itu mempunyai tiga sifat yang luhur yaitu: (1) tidak mengenal takut, (2) tidak meminta apa pun dari siapa pun, (3) kasih itu diberikan demi kasih, dan bukan untuk memperoleh keuntungan materiil. Ketiga sifat luhur ini merupakan inti kasih. Kasih suci semacam ini adalah kasih sejati. 

 Untuk menjelaskan itu, Sai Baba  memberikan contoh kecil  sebagai berikut :Suatu kali, seorang raja pergi ke hutan untuk berburu. Setelah beberapa waktu, ia merasa lelah dan haus. Ia melihat sebuah pondok kecil di kejauhan. Raja pergi ke pondok itu, berharap akan ada seseorang di situ. Di sana dijumpainya seorang bijak yang sedang tenggelam dalam meditasi.

Raja duduk menunggu dengan sabar di situ karena tidak mau mengganggu meditasi orang tersebut. Sementara itu, orang bijak tersebut membuka mata dan bertanya, "Tuan, siapakah Anda? Apa yang menyebabkan Anda datang ke sini?" Sang raja menjawab, "Saya penguasa suatu kerajaan. Saya pergi ke hutan untuk berburu. Karena merasa lelah, saya masuk ke pertapaan Anda untuk beristirahat."

Sang pertapa sangat gembira mendengar hal ini lalu menghidangkan buah-buahan dan air yang sejuk buat sang raja. Sang raja senang sekali atas keramahan dan sambutan pertapa tersebut. Ketika akan meninggalkan tempat itu, sang raja mohon kepada orang bijak tersebut, "Swami! Kerajaan saya tidak jauh dari sini. Silakan datang ke kerajaan saya dan menerima undangan yang saya sampaikan sebagai ungkapan rasa terima kasih saya." Sang pertapa yang telah meninggalkan segala-galanya tidak menerima undangan ini. Namun, raja terus mendesaknya agar datang. Akhirnya orang bijak itu setuju sekadar untuk memuaskan hati raja.

Setelah tiba di istana, mereka berdua mandi lalu masuk ke ruang doa. Sang raja mulai berdoa, "Oh Tuhan, penguasa segala dewata! Saya telah menjadi raja karena nasib saya yang sangat mujur. Tetapi kerajaan yang kecil ini tidak cukup bagi saya. Karena itu, saya ingin memperluas kerajaan saya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitar sini. Mohon pandanglah saya dengan murah hati dan limpahkan karunia-Mu." Mendengar perkataan raja, pertapa itu diam-diam bangkit lalu mulai berjalan pergi tanpa mengatakan apa-apa. "Swami! Apakah Swami akan pergi tanpa makan apa-apa? Mohon tinggallah di sini selama beberapa waktu." Demikian sang raja memohon.

Pertapa itu menjawab, "Saya datang bukannya untuk mengemis kepada seorang pengemis. Tuan sendiri adalah peminta-minta dan Tuan meminta kepada Tuhan untuk halhal yang remeh. Tuan mohon kepada Tuhan agar membuat kerajaan Tuan menjadi lebih besar. Jika saya menginginkan sesuatu, saya akan memohon kepada Tuhan yang sama yang Tuan serukan dalam doa. Saya tidak memerlukan apa pun dari Tuan."
 Jika kita memiliki keyakinan yang amat tinggi pada tuhan serahkan semuanya, sebab Kisah ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kasih sejati, tidak meminta apa-apa dari siapa saja. Bahkan tidak perlu meminta apa pun kepada Tuhan. Tuhan akan memberimu apa yang kaubutuhkan pada saat yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun