Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prof Akhmaloka, Sudah 100 Mahasiswa Bimbingan Tersebar di Indonesia

10 November 2019   23:59 Diperbarui: 11 November 2019   00:34 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini adalah kenangan saya, yang dibimbing oleh Prof Dr. Akhmaloka, mantan rektor ITB, dari Jurusan Kimia ITB itu, memang mengubah cara pandang saya, dari desa terpencil di Bali yang mencari ilmu ke kampus kebanggan Indonesia itu, saya merupakan orang  ketiga dibimbing S3.

Kini sudah sampai 100 orang (S1, S2, dan S3), kerinduan teman-teman untuk bereuni sangat tinggi,sebagain teman-teman melakukan reuni di Dago Penyawangan Bandung, 5 Nopember yang baru lalu,  suka duka di lab menjadi ceritera menarik kami.  

Sayang saya tidak bisa ikut, namun ketika pertemuan berlangsung , saya mendapatkan pesan lewat wA, seakan saya hadir disana, betapa  kenangan demi kenangan seakan kembali membuncah dalam benak ini. 

Mengenang saat penelitian awal di ITB  pagi itu, kabut tipis bumi parahyangan yang indah seakan mengiringi langkah saya untuk menghadap  bimbingan "Pak Loka,begitu kami menyebutnya. 

Diawal saya menulis proposal disertasi kata-kata beliau yang terus saya kenang hingga kini,  Seperti apa engkau nanti jadinya, sangat tergantung pada cara bekerjamu di laboratorium  hari ini" Itulah kata-kata yang dalam, dan harapan beliau adalah saya harus sungguh-sungguh  bekerja untuk menghasilkan sebuah 'temuan' baru 

Dinginnya pagi itu, tak membuat beku, namun saya tetap menatapnya, lalu beliau berkata lagi.

Tugas saya membentukmu, sebab kerja apapun, itu harus dikerjakan dengan sepenuh hati, itu adalah pilihan hidup, pilihan sudah dilakukan, Kata Pak Akhmaloka, yang menjadi pembimbing saya, ketika itu ,diawal saya memasuki laboratorium Biokatalis PAU ITB, untuk menelusuri jejak 'polah prilaku 'enzim DNA polimerase dari bakteri termofilik yang diisolasi dari kawah Cimanggu dan kawah  Domas Tangkuban Perahu Jawa Barat. 

Idenya adalah, Enzim DNA Polimerase yang digunakan dalam bidang bioteknologi (PCR) masih import yaitu  DNA Pol dari Bakteri termofilik Thermus aquaticus , yang tumbuh di lingkuang air panas Yellow National Park  USA. Kata Pak Loka, kita memiliki lingkungan yang lebih eksotik di Indonesia, karena banyak memiliki sumber air panas, contohnya Cimanggu, Kawah Domas Tangkuban Perahu. 

Disanalah saya memburu  bakteri termofilik  atas asuhan dan didikannya yang disiplin , saya menemukan dua jenis bakteri termofilik yang dapat menghasilkan DNA Polimerase termostabil dengan sifat unik , itulah yang menghantarkan saya meraih gelar Doktor di ITB tahun 2005, perjuangan itu memang sangat panjang dan sungguh sangat menantang.  

Dalam perjalanannya, hasil setiap kerja seminggu sekali  selalu dilaporkan dalam pertemuan hari rabu sore,"atau semacam reboan, untuk membahas kemajuan penelitian, memantau sudah sampai dimana perkejaan itu. 

Lalu diberikan tugas, kalau sudah menemukan, semisal, coba kamu cari ke timur, ya pak, jawab saya, lalu, sudah ketemu di timur, beliau berkata lagi, kamu sudah cari yang ke barat, seperti apa? Jawab saya , belum pak, cari ke barat, walaupun yang kita cari sudah ketemu di timur.

Namun kamu tidak tahu yang ke barat seperti apa, katanya menambahkan. Disini kata kreatif dan inovasi menemukan 'makna yang sebenarnya' yakni "Kreativitas membutuhkan keberanian untuk melepaskan kepastian.", sebab kita harus lepas, dengan segala yang sudah pasti,

Pak Ahkmaloka, yang pernah menjadi rektor ITB, dan kemudian  menjadi rektor Universitas Pertamina itu, sangat keras menampa saya dan teman-teman yang lain, itu dilakukan dengan sangat sadar untuk melepaskan awan gelap pikiran dan melepaskan kebodohan, mengupas kemalasan dan mengajak kami masuk ke wilayah ketidak pastian,kerja di lab untuk menemukan sesuatu itu, jauh lebih mudah dari pada hidupmu nanti tanpa memiliki kemampuan, hidupmu akan menjadi sangat keras nantinya di ladang pengabdian.

Kata-katanya selalu memiliki makna, yang dalam" Bahkan, jika kamu ingin sukses, kamu harus berani keluar dari zona nyaman dan berada pada ketidakpastian", ketidak pastian ketika itu, adalah untuk tamat di S3 ITB, menjadi sesuatu 'yang tak tergambarkan'entah sampai kapan', mana kala kompetensi Dr' tak memiliki sebuah ide kreatif ilmiah yang lahir dari perenungan sendiri, dari kekuatan otak dan kreativitas berpikir dalam diri,hidup mandiri, percaya karena kemampuan diri sendiri, dalam menumbuhkan kebaikan dimanapun kamu berada. Itulah kultur ITB yang aku berikan padamu, ingat itu, katanya pada kami.

Itulah karakter yang terbangun "dalam proses pengemblengan yang tak pernah berhenti, namun saya dan teman-teman walaupun susah payah,' kini dapat melihatnya sebagai sebuah proses yang sangat menyentuh hati" dan ketekunan yang terus membara dalam diri, mirip ' dengan kata-kata bijak berikut, " Nelayan yang ulung, dilahirkan dari samudera yang penuh badai " beras harus direndam di air yang dingin, kemudian direbus dengan api sampai matang, api pendidikan yang penuh tantangan terasa membuat ' saya seakan beras itu, dan menjadi nasi yang 'pulen' pada akhirnya.

Tahun ini, sejak 5 Nopember 2019, Bimbingannya telah mencapai 100, orang, dan saya ada diantara seratus orang itu, yang dididik di wilayah'candradimuka' tangannya dan idealisme yang tinggi, telah menyusup ke anak didiknya tersebar di seantero negeri ini, dan bahkan ada sampai di luar negeri, walaupun kami S3 tahun awal yang program lama,sampai menghasilkan sesuatu,membutuhkan waktu yang tidak singkat, namun saya jadi bangga, 'sebab berpikir dan bekerja dengan kreativitas berpikir memasuki, jiwa saya' Dan beliau selalu 'memberikan 'analogi dalam kisah-kisah menarik yang humanis dalam setiap , acara bimbingan' Kesuksesan yang diraih oleh peneliti di dunia ini tidak terjadi secara instan karena ada proses pencapaian yang mesti dilalui.

Dalam setiap pertemuan kami anak bimbingannya akan mendapatkan kata-kata bijak, suatu ketika saya mencatat, Belaiu menyitir Jean peaget" yakni Tujuan paling prinsip dari pendidikan adalah menciptakan manusia yang mampu melakukan hal-hal baru, tidak hanya mengulangi apa yang dilakukan generasi sebelumnya: manusia yang kreatif, memiliki daya cipta, dan penemu.lalu didimensi itu.

 Pak Akhmaloka menjadi inspirasi dari anak didiknya, Masa depan adalah milik mereka yang lebih banyak belajar keterampilan dan menggabungkannya dengan cara-cara yang kreatif.

Setelah sekian lama, memang, banyak teman saing merindukan untuk saling berbagi 'dalam keangan dan nilai prinsip yang banyak mendewasakan kita di ranah pengabdian, sebab pesan belaiu selalu saya kenang, "Bagian dari proses kreatif adalah menemukan bidangmu. Itu ada di mana-mana. Tapi, jangan cari di tempat yang salah. Bagian dari proses kreatif adalah menemukan bidangmu. Itu ada di mana-mana. Tapi, jangan cari di tempat yang salah. Orang terkuat bukanlah pegulat. Tapi, orang yang bisa mengontrol dirinya saat marah Pengetahuan yang baik adalah yang memberi manfaat. Bukan yang hanya diingat.

Terima kasih telah mendidik kami, dalam asuhanmu kami menjadi ' orang yang peduli dan empati sama negara ini, Salam buat Bapak Prof Dr. Akhmaloka, moga sehat selalu*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun