Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kemandirian Energi bagi Pulau Bali, Mungkinkah?

14 Februari 2019   10:21 Diperbarui: 14 Februari 2019   10:58 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa bakteri pembentuk biogas yang digunakan yaitu bakteri anaerob seperti, Methanobacterium, Methanobacillus, Methanococcus dan Methanosarcina.Dalam kasus ini penulis  bersama mahasiswa telah mampu mengisolasi mikroba dari usus  kumbang kotoran (Beduda)  yang hidup di hutan Bali barat, kultur yang ditemukan, bakteri anaerob selolitik yang dapat meningkatkan produksi biogas, sebagai mikroorganisme efektif untuk memproduksi biogas (Tika, dkk, 2016).

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

 Bisakah memanfaatkan  air sebagai pembangkit listrik? Bali sesungguhnya memiliki potensi pengembangan PLTA, walaupun dalam skala kecil mikro hidro. Bali memiliki waduk Titab, yang digadang-gadang sesuai dengan rencana awal untuk bisa memproduksi listrik, seperti yang  digambarkan kemampuan menampung air  sampai volume 12.000.000 meter kubik.

Waduk tersebut juga akan dapat memiliki fungsi  sebagai : pengairan sawah seluas lebih dari 1700 hektar diantaranya subak : Belumbang, Banyu Mati, Ulun Desa,  subak Karang Sari, sesuai perencanaan juga air minum sebesar 300 meter kubik/detik akan dihasilkan, bahkan daya listrik PLN akan bertambah sebesar 1,5 Mega watt via PLTA-nya, namun volume yang diharapkan itu belum pernah terwujud,  volume air stagnan dan  ada kecenderungan  menurun. 

Kondisi ini  diduga ada kebocoran, artinya jika dugaan ini benar maka volume yang diharapkan tidak pernah terealisasi , akibatnya   PLTAnya pun juga akan tinggal harapan. Sejak tahun 2013, di Kabupaten Buleleng, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)  sudah beroperasi. Pembangunan PLTMH ini dilakukan dengan memanfaatkan aliran sungai O'ot., yakni pembangunan  saluran pipa pembawa air yang bermuara di sebuah rumah turbin. 

Air menggerakkan turbin yang menghidupkan generator sehingga menghasilkan listrik yang disalurkan ke unit-unit usaha kecil menengah yang ada di Desa Tamblang. Selain itu, di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng juga pernah  ada PLTMH,  dengan PLTHM  Cahaya Abadi. PLTMH Cahaya Abadi memanfaatkan sebagian aliran air dari Sungai Tiying Tali., namun dalam perjalanan banyak memenuhi kendala, karena dibangun dengan konsep sederhana dan tidak sesuai sesuai kriteria PLTHM (Kumara, 2013).

 Yang masih hangat adalah  Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Jatiluwih., yang telah diresmikan Bupati Tabanan, menjadi embrio penyediaan energi terbarukan.  PLTMH ini merupakan bantuan dari Jepang. PLTMH merupakan teknologi yang memanfaatkan aliran air pada sistem irigasi sawah menjadi tenaga listrik.  Turbin dalam irigasi itu mampu menghasilkan 300 watt,  500  watt listrik, dan  1003 watt listrik. Oleh karena itu, diharapkan bisa menyebar ke tempat lain (Balipost, 28 November 2017)

Pembangkit Listrik Tenaga  Bayu (PLTB)  Di Bali, 

Secara nasional pembangkit listrik tenaga Bayu (PLTB), Indonesia tertinggal dalam mengejar energi terbarukan karena baru terpasang 2,5 MW dari target 1,8 GW potensi energi bayu. Selain tenaga angin, Indonesia kaya akan energi terbarukan lain seperti panas bumi, energi matahari, biomassa hingga air. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 79/2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional, bauran energi terbarukan ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025, namun s saat ini porsi energi terbarukan baru mencapai tujuh sampai delapan persen. 

Target 23% itu ditetapkan setelah Indonesia menyampaikan komitmennya dalam Kesepakatan Paris (Paris Agreement) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030. Bali dianggap bisa mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) untuk pasokan listriknya. Pengembangan PLTB ini akan menjadi salah satu sumber energi terbarukan (EBT). Alternatif yang ramah lingkungan dimana tempatnya, didaerah pegunungan sehingga  selain indah juga memberikan penguatan pada masyarakat sekitarnya.  (Balipost, Senin, 4 Desember 2017),

Untuk Bali,  Delapan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau tenaga angin serta sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang dibangun di Puncak Mundi, Nusa Penida tak lagi beroperasi meski baru berumur tidak lebih dari 7 tahun. banyak program pembangkit listrik serupa di wilayah Nusa Penida tetapi gagal beroperasi dalam kurun waktu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun