Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Resveratrol, Anti Diabetes dari Buah Anggur

4 November 2018   08:38 Diperbarui: 4 November 2018   08:48 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.sciencedirect.com

Resistensi insulin, kelainan utama dan faktor risiko untuk T2DM, ditandai dengan berkurangnya penyerapan glukosa insulin-termediasi di otot rangka, hati dan jaringan adiposa pada orang dengan toleransi glukosa normal. 

Pada individu yang sehat, peningkatan glukosa postprandial memicu sekresi insulin pankreas yang mengaktifkan transporter glukosa tipe-4 (GLUT4) transporter (sangat diekspresikan dalam otot) untuk memfasilitasi pengambilan glukosa ke dalam sel otot, hati dan adiposit untuk penyimpanan energi, sementara menghambat laju kerusakan glikogen di hati Selain itu, insulin dapat mempengaruhi tingkat ambilan glukosa di otot skelet dan jaringan adiposa dengan bertindak pada endotelium untuk merekrut kapiler yang tidak perfusi dan meningkatkan aliran darah.

Dalam satu sampai tiga jam, kadar glukosa darah mulai menurun dan sel-sel mengurangi sekresi insulin. Karena otot rangka adalah tempat utama untuk ambilan glukosa dan penyimpanan, efek vasodilator insulin pada otot skeletal sangat penting dalam ulasan ini. 

Resistensi insulin, yang diprakarsai oleh penuaan, asupan lemak atau glukosa yang berlebihan, atau adiposit, dapat secara bersamaan mengganggu fungsi endotel, yang dapat menyebabkan kerusakan vasodilatasi bergantung-endotelium, mengurangi perfusi jaringan dan, oleh karena itu, penurunan pembuangan glukosa, memicu siklus yang menjurus pada  hiperinsulinemia dan hiperglikemia.oleh karena itu resistensi insulin perlu dicermati lebih jauh.

Pengendalian dan pencegahan  resistensi insulin dengan senyawa bioaktif alam memang terus dilakukan seperti menggunakan resveratrol  lewat mengkonsumsi anggur atau wine. Sementara resistensi insulin merupakan faktor risiko untuk mengurangi resiko  T2DM, karena tidak ada intervensi farmasi khusus untuk melawan resistensi insulin, dan hanya diet umum dan rekomendasi aktivitas fisik, yang kepatuhannya buruk dan hasil individu sangat bervariasi.

Gambar 1. Mekanisme resveratrol dapat melawan resistensi insulin (Rachel, et al., 2018)
Gambar 1. Mekanisme resveratrol dapat melawan resistensi insulin (Rachel, et al., 2018)
Lalu, hanjuran untuk mengkonsumsi wine dan juga anggur dalam bentuk jus atau buah nampaknya perlu disosialisasikan sebab penyakit DM di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa (Kemenkes RI, 08 September 2013), https://sains.kompas.com). Saat ini, penderita DM di Indonesia sudah sudah hampir  mencapai 10 juta orang, kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki peringkat ke-7 untuk negara dengan pasien diabetes terbanyak di dunia.******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun