Mohon tunggu...
Intifada
Intifada Mohon Tunggu... Pegawai - Amtenar

Curhat pakai tulisan itu asyik

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Hilal untuk Hilal

24 Mei 2020   00:07 Diperbarui: 24 Mei 2020   00:04 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, aku pun memutuskan untuk menghubungi ibuku. Setelah sekian lama aku memantau berita. Berdoa, berpikir positif. Keluar berita negatif itu dari mulutku.

"Gapapa. Ibu paham. Justru ibu pengennya Hilal tetap disana. Gausah kemana mana dulu nak. Ngeri"

Ibuku menenangkan.
Aku tadinya sudah menunduk, mengangkat kepala. Bertatap dengan ibu.

Ibu tersenyum

Aku ikut berusaha tersenyum

Ibu bilang "Yang penting kamu sehat ya nak, disana.  Ibu disini selalu berdoa yang terbaik. Hilal, harus tetap jadi hilal atau penanda. Penanda datangnya kabar baik. Tetap berpikir baik nak, semua baik baik saja".


Legaaa.. aku lega

Walaupun hilal mudik tidak tampak

Tapi aku mau jadi Hilal yang ditunggu saat ramadhan dimulai.

Hilal yang tampak di awal ramadhan, ditunggu semua umat muslim untuk beribadah.

Hilal yang tampak di akhir ramadhan  ditunggu untuk merayakan hari kemenangan.

Hilai sebagai penanda. Penanda kabar baik. Iya, aku pasti bisa jadi lebih baik setelah semua ini terjadi

Semangat, Hilal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun