Hari gini gak KEPO? Hari gini gak FOMO?
Bukanlah golongan kami!
Dalam sanubari netizen +62 yang gak mau ketinggalan trending topic setiap harinya di Medsos.
Apa itu KEPO? Dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari "Knowing Every Particular Object." Lha apa faedahnya pengen tahu segala hal, termasuk urusan orang lain?
Apa itu FOMO? Dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari "Fear of Missing Out." Kok takut amat sih ketinggalan dengan hal-hal trending masa kini? Takut ya disebut "Kamu bukan golongan kami?"
Insting manusia selalu membuat sesama manusia yang satu frekuensi berkumpul pada satu titik, berkumpul pada satu komunitas. Karena memang pemikirannya sama, karakteristiknya selaras, bahkan dari hobi hingga kegemarannya pribadi dan "golongan-nya" pun demikian persis adanya.
Terus kalau udah KEPO dan FOMO, apa yang bakal terjadi berikutnya?
Itu informasi yang diterima, bakalan numpuk di kepala, bahkan sampe "tumpeh-tumpeh" sahabat! Rasanya pengen numpahin ini isi kepala dengan cuap-cuap sama netizen lainnya, ngobrol terus ga ada habisnya sama yang selevel.
Kalau informasinya bermuat Kebencian, SARA yang berkonotasi negatif, sampe HOAX sekalipun. Akhirnya kepala kita mengolah informasi itu menjadi prasangka dan prasangka! Akibatnya tidak jarang dari prasangka yang terfikirkan seakan menguasai pikiran kita. Kita tidak lepas dari obrolan yang berbau fitnah, dusta dan ucapan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Kalau udah kaya gitu... apa dampak bagi kita? Ya... ujung-ujungnya hidup kita dirundung banyak masalah dari apa yang kita tulis di-medsos, bikin overthinking, dan akhirnya pusing sendiri.
Kalau udah fusing tuzuh keliling. Ada dampaknya juga bagi kesehatan tubuh kita lho! Lihat aja orang yang sudah dikuasai benci dan benci mulu ama orang-orang karena dikelabui pikiran sendiri... hingga akhirnya berujung depresi. Dari depresi bisa bikin jantungan sendiri!
Sebagaimana tertulis dalam Laman Halodoc.com. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh American Heart Association, satu dari 10 orang Amerika, yang berusia 18 tahun ke atas, diketahui mengalami depresi. Salah satu gejala depresi adalah ditandai dengan serangan jantung akut. Hal inilah yang menunjukkan hubungan yang erat antara depresi dan penyakit jantung.