Mohon tunggu...
Intan Zulfiana
Intan Zulfiana Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga

Seorang introvert yang di dalam kepalanya ramai akan ide, gagasan, dan kata-kata, sesekali menuangkannya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Guy Ritchie's The Covenant, Film Tentang Peperangan yang Layak Masuk Jajaran Film Perang Ternama

13 Juni 2023   09:12 Diperbarui: 13 Juni 2023   09:42 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Poster Guy Ritchie's The Covenant, sumber : mediaindonesia.com)

Guy Ritchie's The Covenant, Film Tentang Peperangan yang Layak Masuk Jajaran Film Perang Ternama

Sampai saat ini, film yang mengusung cerita dengan latar belakang perang khususnya perang Amerika dan negara-negara Timur Tengah bukanlah suatu tema baru di dunia perfilman Hollywood. Berbagai judul di antaranya seperti Green Zone, Lone Survivor, American Sniper, hingga Zero Dark Thirty dan masih banyak lagi film-film perang yang pernah tampil apik di kancah perfilman Hollywood. Tahun ini, kita kembali diberikan sebuah film bertemakan perang yang berlatar di Afghanistan. Film besutan sutradara Guy Ritchie yang juga mencantumkan namanya dalam judul Guy Ritchie's The Covenant ini tayang di awal tahun 2023 dan tampil dengan kualitas yang layak diperhitungkan.

Guy Ritchie's The Covenant dibintangi oleh Jake Gyllenhaal dan Dar Salim. Cerita yang dibawakan kali ini adalah tentang ikatan hubungan personal yang kuat antara dua orang yang secara kasat mata berlawanan. Alhasil Guy Ritchie,s The Covenant menjadi film perang yang bukan hanya sekadar menampilkan baku senjata dan perlawanan sengit satu sama lain. Tapi lebih menggali sisi kemanusiaan yang ada dalam dua kubu yang berbeda. 

John Kinley yang diperankan oleh Jake Gyllenhaal adalah seorang sersan yang memimpin perburuan terhadap gudang pembuatan senjata di Afghanistan. Pencarian terhadap Improvised Explosive Device atau Alat Peledak Rakitan di zona perang tersebut ternyata bukan hal mudah meski operasinya sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam operasi tersebut, dibutuhkan seorang penerjemah bahasa Afghanistan-Amerika dan sebaliknya untuk dapat melancarkan jalannya operasi. Penerjemah tersebut biasanya adalah warga lokal yang tidak memihak kepada Taliban.

Ahmed (Der Salim), adalah penerjemah yang akhirnya bergabung dengan operasi yang dipimpin oleh John setelah penerjemah sebelumnya tewas terkena ledakan bom Taliban. Ahmed dipilih langsung oleh John dan segera bergabung dengan timnya untuk melakukan perburuan. Selama perjalanan mencari gudang senjata, Ahmed terlihat cakap dan tahu banyak hal yang terjadi di negaranya tersebut. Meskipun sempat ada kecurigaan John pada Ahmed, namun sebuah insiden akhirnya membuat John menaruh kepercayaan penuh pada Ahmed.

Insiden tersebut pula yang menjadi titik awal dimulainya petualangan emosional antara John dan Ahmed. Perjalanan panjang penuh dengan rintangan yang mengancam nyawa keduanya mulanya dibangun dengan menitikberatkan pada kegigihan karakter Ahmed dan ketidakberdayaan John. Di sinilah jiwa film ini bermula. Adegan Ahmed yang tengah berusaha menyelamatkan John dengan membawanya ke tempat aman dengan mengangkutnya dalam tandu, dan berjalan sejauh berpuluh kilometer lengkap dengan medan pegunungan gersang yang terjal, menjadi momen yang menyentuh sekaligus memacu ketegangan penonton.

Seperti yang tersirat dalam poster film ini, hanya ada dua orang yang ada di dalam poster tersebut. Artinya memang mengarah pada kisah utama yang akan diceritakan di sini. Ketika bagian Ahmed sudah selesai, giliran segmen berikutnya berfokus pada pergulatan batin John yang merasa berhutang nyawa pada Ahmed. Keputusan apa yang akhirnya diambil John, menunjukkan kisah hubungan kuat kedua karakter utama di film ini. 

Relasi menarik antara John dan Ahmed mungkin tidak merepresentasikan secara umum kondisi tersebut yang ada di lapangan. Tetapi jika kisah ini terinspirasi dari kisah nyata, ini bisa menjadi suatu hal yang menarik. Bahwa sebenarnya rasa kemanusiaan masih ada dalam diri manusia yang sekalipun piawai dalam menggunakan senjata dan telah membunuh banyak nyawa di medan perang. Meskipun kontras dengan apa yang juga bisa kita lihat dalam film ini, tentang bagaimana birokrasi yang sulit dan ribet menjauhkan sisi kemanusiaan dalam diri manusia itu sendiri untuk peduli pada sesamanya. 

Film perang tetaplah film perang. Meski kekuatan drama tentang relasi antara dua orang di sini sangat kuat, namun rasanya tidak mungkin bagi film perang untuk meninggalkan ciri khasnya. Kebrutalan yang berdarah-darah, tanpa ampun, sadis, dan hawa mencekam tak ditinggalkan di sini. Adegan tembak-tembakan baik jarak dekat maupun keroyokan jarak jauh masih menjadi salah satu daya tarik yang membuat film semacam ini menjadi seru untuk ditonton. Aksi spionase dan perburuan yang menegangkan juga tak luput membuat degup jantung penonton semakin kencang. Dan salah satu adegan yang mungkin bisa menjadi favorit banyak penonton adalah adegan di jembatan pada penghujung film. Intensitas ketegangan dan emosi yang bercampur aduk berpadu apik dengan teknik sinematografi yang mendukung.

Selain dari sisi sentimental yang begitu kuat mengikat emosi penonton, Guy Ritchie's The Covenant juga rapi dan teratur dalam memaparkan kisahnya sedari awal hingga akhir. Naskah yang runut  begitu mudah diikuti dan menyajikan segala macam perasaan di sana. Babak yang penuh dengan ketegangan, latar belakang cerita dan motivasi setiap karakternya, keputusasaan, hingga akhirnya berhasil mencapai klimaks yang memuaskan. Tak lupa dengan penampilan dan chemistry para pemainnya, dan sinematografi yang memukau, saya rasa Guy Ritchie's The Covenant layak masuk ke dalam jajaran film perang yang layak tonton dan diperhitungkan kualitasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun