Mohon tunggu...
intan puspitasari
intan puspitasari Mohon Tunggu... mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Warung Sederhana, Semangat Luar Biasa : Revitalisasi UMKM Warung Sego Sambel Bu Sujiati di Desa Pandanarum

11 Juli 2025   01:54 Diperbarui: 11 Juli 2025   01:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sego Sambel Bukan Sekadar Makanan, Tapi Harapan yang Dibungkus Daun Di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi usaha, warung tradisional kerap tertinggal di belakang. Dikelola seadanya, tanpa branding, tanpa promosi, hanya mengandalkan pelanggan tetap yang lewat setiap hari. Salah satunya adalah Warung Sego Sambel Bu Sujiati, sebuah warung kecil di pinggir jalan Desa Pandanarum yang selama ini menjadi penyambung hidup sekaligus tempat berkumpul warga sekitar.

Kami mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tidak hanya melihat warung ini sebagai tempat jual beli, tapi sebagai potensi lokal yang bisa "naik kelas". Warung kecil ini menyimpan rasa, cerita, dan semangat hidup seorang ibu desa. Yang dibutuhkan hanyalah sedikit dorongan: logo, banner, buku menu, promosi online, dan sentuhan identitas usaha yang kuat.

Branding Sederhana, Dampak Luar Biasa
Kami mulai dari hal kecil. Membuat logo khas dengan gambar sambel dan nasi panas, mencetak banner yang menarik perhatian pengguna jalan, mendesain buku menu agar pembeli lebih mudah memilih, hingga mendaftarkan warung ini ke Google Maps.

Perubahan ini bukan hanya visual. Ini tentang kepercayaan diri seorang ibu yang usahanya kini terlihat lebih profesional, lebih hidup. Pelanggan baru berdatangan, anak-anak muda mampir karena tahu dari Google Maps, dan warga sekitar mulai merekomendasikan warungnya lewat status WhatsApp.

Digitalisasi UMKM: Dimulai dari Pinggir Desa
Revitalisasi warung ini menjadi pintu masuk edukasi digital sederhana.

Tidak perlu aplikasi canggih, tidak perlu kamera mahal. Cukup semangat dan keinginan untuk berkembang. Warung Bu Sujiati kini punya branding, dan lebih dari itu punya harapan untuk terus tumbuh.

Dari Nasi Pedas, Tumbuh Harapan yang Manis
Warung tradisional adalah denyut ekonomi desa. Lewat program kecil ini, kami ingin menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari mana saja. Bahkan dari sego sambel di pinggir jalan yang kini punya logo, banner, dan tempat di peta digital.

Bukan soal omzet besar atau viralitas semu. Tapi tentang keberanian ibu-ibu desa untuk percaya bahwa usahanya layak dilihat, layak dibantu, dan layak berkembang.

Dari Pandanarum, semangat itu kami nyalakan. Semoga menginspirasi desa-desa lain untuk memulai hal yang sama: mengangkat yang kecil, menguatkan yang sederhana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun