Mohon tunggu...
intan permatasari
intan permatasari Mohon Tunggu... Guru - a long-life learner

beginner writer

Selanjutnya

Tutup

Trip

Indahnya Negeriku, Indonesia

15 Oktober 2019   13:23 Diperbarui: 15 Oktober 2019   13:29 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Indonesia adalah negara dengan sejuta destinasi wisata. Hal ini tidak lain dikarenakan terdapat banyak tempat yang sangat indah di Indonesia yang patut dikunjungi. Salah satunya adalah Bali. Bali adalah sebuah pulau di Indonesia yang dikenal karena memiliki pegunungan berapi yang hijau, terasering sawah yang unik, pantai, dan terumbu karang yang cantik. Terdapat banyak tempat wisata religi seperti Pura Uluwatu yang berdiri di atas tebing. Di Selatan, kota pesisir pantai Kuta menawarkan wisata hiburan malam yang tak pernah sepi, sementara Seminyak, Sanur, dan Nusa Dua dikenal dengan suguhan resort yang populer. Pulau Bali juga dikenal sebagai tempat untuk relaksasi dengan yoga dan meditasi. 

Pada tahun 2015, saya berkesempatan untuk pergi berkunjung ke Pulau Bali. Pulau ini benar-benar memiliki magis tersendiri ketika menginjakkan kaki disana. Pantai-pantai yang indah dan mudah diakses dengan transportasi sederhana seperti motor merupakan salah satu kelebihan tersendiri. Bagaimana tidak, jarak satu pantai dengan pantai lain bisa ditempuh dengan hanya lima menit saja. Setiap kali masuk ke pantai manapun, pengunjung hanya diminta untuk membayar tiket parkir saja. Tidak ada embel-embel untuk membayar tiket masuk ke pantai sama sekali. 

Pantai yang paling mengesankan bagi saya adalah pantai seminyak. Pasir coklat yang halus, tanpa karang. Ombak yang biru dan tidak terlalu tinggi, sehingga memungkinkan pengunjung untuk berenang di sisi-sisi pantai.

Pagi itu saya datang berkunjung ke pantai seminyak dengan menggunakan motor yang sengaja saya sewa sebelumnya. Biaya sewa motor di Bali tidak terlalu tinggi, meskipun Bali merupakan destinasi yang sangat ramai wisatawan. Harga per 2014 saya hanya membayar Rp. 50.000,- setiap 24 jam penyewaan. Biaya tersebut belum termasuk biaya bensin yang ditanggung oleh penyewa. Menurut saya itu sangat sepadan dengan apa yang didapatkan, dikarenakan lokasi satu tempat wisata ke tempat yang lain di daerah Bali tidak berjauhan.

Ketika saya sampai di pantai seminyak sekitar pukul 07.00 pagi, saya melihat beberapa turis terlihat menikmati hangatnya matahari pagi dengan berlari atau pun hanya berjemur saja. Bahkan ada beberapa kuda berlalu lalang yang dinaiki wisatawan. Beberapa lainnya hanya berjalan-jalan kecil sambil sesekali mengejar ombak. Saya memilih duduk di sisi pantai, sambil menikmati pemandangan pantai seminyak yang memang tidak terlalu banyak pengunjung pada pagi hari. Rasanya begitu tenang dan damai.

Menjelang sore, saya memutuskan untuk pergi berkunjung ke pura uluwatu. Hal yang menarik hati saya untuk berkunjung yaitu tarian khas Bali yaitu tari kecak. Tarian ini menghasilkan irama yang berasal dari mulut para pengiring tarian dan harus diikuti oleh seorang penari perempuan. Saya sangat penasaran karena selama ini saya hanya melihatnya dari televisi. 

Sebelum saya berangkat, sehari sebelumnya saya sudah memesan tiket pertunjukkan tari kecak melalui salah satu website resmi yang menjual tiket pertunjukkan tari kecak. Saya hanya membayar sebesar Rp. 85.000,- per tiket karena memesan online, apabila saya membelinya langsung di lokasi maka harganya menjadi Rp. 100.000,-. Cukup hemat bukan?

Saat itu saya menginap di daerah Kuta, sehingga waktu tempuh menuju Pura Uluwatu lumayan memakan waktu. Saya hanya mengandalkan google maps dan terkadang tersesat, sehingga saya kalkulasikan waktu tempuh kesana sekitar 2 jam dari Kuta dengan menggunakan motor. Setelah sampai dan parkir, saya langsung berjalan menuju pintu masuk. 

Dikarenakan Pura Uluwatu adalah salah satu tempat suci bagi umat hindu di Bali, maka pakaian pun harus diperhatikan. Tidak boleh menggunakan pakaian yang terlalu terbuka atau terlalu pendek. Sebenarnya peraturan ini tidak ada masalah untuk saya, karena saya sendiri memakai hijab dan berpakaian serba tertutup. 

Namun lain halnya bagi wisatawan asing, mereka sibuk memilih kain penutup yang disediakan oleh para penjaga pura. Kain-kain penutup itu sengaja disediakan oleh pihak Pura Uluwatu dan tidak dipungut biaya sedikitpun untuk memakainya. Meskipun saya berpakaian tertutup, ada peraturan lain perihal kain. Kain harus diikatkan ke pinggang pengunjung. Maka saya pun ikut sibuk memilah-milih kain yang tersedia. 

Saya mulai berjalan menyusuri jalanan yang dibuat dari batu-batu pipih, sesampainya di ujung jalan terdapat tembok begitu tinggi yang menghalangi sisi-sisi tebing. Tebing-tebing ini berada tepat di sepanjang pantai yang berada di bawahnya. Tembok-tembok tinggi di sekitar Pura Uluwatu menyerupai The Great Wall of China yang megah. Banyak wisatawan berswafoto di sepanjang tebing karena pemandangannya yang begitu indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun