Mahasiswa KKNDIK Universitas Muhammadiyah  Kupang dan Siswa SD GMIT NaioniÂ
Bersatu Membendung Perundungan
Di tengah dinamika dunia pendidikan yang terus berkembang, fenomena bullying atau perundungan masih menjadi momok yang mengancam lingkungan belajar anak-anak. Kasus perundungan tidak hanya terjadi di jenjang menengah atau atas --- bahkan di Sekolah Dasar telah banyak laporan kejadian serius. BBC+2Kompas+2
Menjadi sebuah inspirasi ketika Mahasiswa KKNDIK Universitas Muhammadiyah Kupang (UM Kupang) mengambil inisiatif untuk bersinergi dengan siswa dan siswi SD GMIT Naioni dalam program preventif antibullying. Kolaborasi seperti ini tidak sekadar sebagai kegiatan proyek KKN, melainkan sebuah upaya nyata memperkuat karakter, empati, dan iklim sekolah yang aman bagi setiap anak.
Latar Belakang: Kenapa Upaya Preventif Penting
Prevalensi perundungan di sekolah dasar
Menurut beberapa data, sekitar 30 persen kasus bullying terjadi di jenjang SD. Kompas+2KOMPASIANA+2 Anak-anak usia dasar, yang masih dalam tahap perkembangan emosional dan sosial, sangat rentan menjadi korban maupun pelaku.Dampak psikologis dan pendidikan
Korban bullying bisa mengalami rasa takut, rendah diri, depresi, ketidakmampuan berkonsentrasi dalam belajar, hingga keinginan untuk menghindari sekolah. ALIANSI INDONESIA DAMAI - AIDA+2arXiv+2 Jika dibiarkan, dampak tersebut bisa berlanjut hingga dewasa.Kepedulian atau pengabaian lingkungan sekolah
Meski sudah ada regulasi seperti Permendikbud 82 Tahun 2015 tentang pencegahan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, banyak sekolah belum memiliki sistem pengaduan atau tim khusus untuk menangani bullying. BBC+2KOMPASIANA+2Peluang edukasi dan perubahan dari dalam
Mahasiswa KKN memiliki peran strategis sebagai agen perubahan: dekat dengan komunitas, enerjik, dan bisa menghadirkan program kreatif bersama siswa. Keterlibatan bersama siswa SD membuka ruang dialog, pemahaman, dan aksi bersama.