Mohon tunggu...
Intan
Intan Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba allah swt

Mahasiswi uin sunan kalijaga yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hermeneutika Dalam Tradisi Pesta Panen di Mahalona

15 April 2022   20:50 Diperbarui: 23 Mei 2022   07:49 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tradisi adalah cara mewariskan pemikiran, kebiasaan, kepercayaan, kesenian, tarian dari generasi ke generasi dan dari leluhur ke anak cucu secara lisan. Pada dasarnya tradisi merupakan bagian dari kebudayaan. Dilihat dari konsepnya, kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang dilakukan secara berulang-ulang berdasarkan waktu tertentu dengan anggota masyarakat lain. Hasil karya yang dilakukan secara berulang-ulang tersebut telah menjadi suatu kebiasaan yang disebut dengan tradisi.

Dengan tradisi hubungan antara individu dengan masyarakatnya bisa harmonis. Dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Bila tradisi dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan berakhir disaat itu juga. Setiap sesuatu menjadi tradisi biasanya telah teruji tingkat efektifitas dan tingkat efesiensinya. Efektifitas dan efesiensinya selalu terupdate mengikuti perjalanan perkembangan unsur kebudayaan. Berbagai bentuk sikap dan tindakan dalam menyelesaikan persoalan kalau tingkat efektifitasnya dan efesiensinya rendah akan segera ditinggalkan pelakunya dan tidak akan pernah menjelma menjadi sebuah tradisi. Tentu saja sebuah tradisi akan pas dan cocok sesuai situasi dan kondisi masyarakat pewarisnya. Suatu tradisi akan tetap dilaksanakan dan dilestarikan selama para pendukungnya masih melihat manfaatnya, sebaliknya tradisi akan ditinggalkan atau mengalami perubahan apabila dirasa tidak lagi bermanfaat bagi masyarakat pemiliknya.

Banyak tradisi di Indonesia yang berkaitan dengan tanah sebagai tempat hidup dan mata pencaharian para petani. Mahalona merupakan sebuah desa yang berada di provinsi sulawesi selatan, kabupaten luwu timur, kecamatan towuti. Masyarakat yang berada di mahalona sebagian besar adalah petani, hampir seluruh masyarakatnya adalah petani ada yang berkebun, bersawah, bahkan ada yang mengerjakan keduanya dan masih banyak jenis pertanian lainnya yang ada di Mahalona. Guru, Bidan, Perawat, Pekerja kantoran, dan pekerjaan lain  sebagainya pun ada yang bertani.

Masyarakat Mahalona bertani dan mengelolah sawah mereka secara bersamaan agar nanti mereka panen secara bersamaan juga. Sehabis panen mereka mengadakan tradisi mereka yaitu Pesta Panen sebagai tanda rasa syukur mereka karena telah berhasil memanen padi yang mereka tanam di sawah. Pesta panen dilakukah hanya ketika habis panen padi di sawah, tidak berlaku di jenis pertanian lain. Tradisi pesta panen di Mahalona sudah ada sejak lama. Tradisi ini biasanya diadakan dipinggir sungai agar suasana lebih damai dan acaranya diselenggarakan dipagi hari sampai masuk waktu dzuhur. Sebelum mengadakan pesta panen masyarakat harus menyumbang dana biasanya sebesar 50.000 per kepala keluarga, dana tersebut di perlukan untuk membeli bahan makanan seperti ayam, daging dan apabila dana cukup maka di gunakan untuk membeli 1 ekor sapi.

Pesta panen diadakan untuk mempererat silaturahmi antara sesama petani sawah dan juga bertujuan untuk hibiran masyarakat setempat. Ketika pesta panen diadakan para laki-laki mulai dari anak muda sampai orang tua bergotong royong membuat aliran baru dari air sungai yang telah tertutup menuju sawah mereka. Sedangkan para ibu-ibu menyiapkan hidangan untuk dimakan bersama seluruh masyarakat yang hadir di acara itu. Sedangkan anak-anak kecil asik mandi-mandi di sungai.

Dalam rangka acara itu biasanya mengundang Bupati atau wakil bupati, Jika kedua pemimpin itu berhalangan maka salah satu dari anggota dewan perwakilan rakyat daerah yang mewakili serta aparat keamanan seperti polisi. Susunan acaranya dimulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, sepatah kata dari perwakilan pemerintah (Bupati dan wakil atau Dprd), sepatah kata dari kepala desa dan pembacaan Do'a oleh ustad. Setelah pembacaan doa barulah mereka mengadakan makan bersama. Keseruan dari tradisi pesta panen di mahalona adalah ketika mereka sehabis makan makan, mereka akan saling siram menyiram satu sama lain siapapun itu mereka akan kena siraman air dari orang orang yang siap untuk menyiram, bila ada yang kedapatan bajunya masih kering maka akan diburuh sampai kena siraman. Siram menyiram adalah bukti suksesnya acara tersebut.

*Nilai-Moral
Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial, bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir.
Nilai-moral adalah Nilai-moral yang terkandung dalam tradisi pesta panen masyarakat Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur. Nilai-moral tersebut yakni: religius, peduli terhadap lingkungan, kerja keras, kekeluargaan, gotong-royong, silaturahmi, solidaritas dan kerukunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun