Mohon tunggu...
KELOMPOK KKN 26
KELOMPOK KKN 26 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halooo, perkenalkan kami dari kelompok 26 KKN Tematik Unej Periode I Tahun 2023/2024.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Kekuatan Alam Desa Sucopangepok: Daun Kelor dan Bayam sebagai Pahlawan Anti-Stunting

10 Januari 2024   21:15 Diperbarui: 10 Januari 2024   21:39 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Sumber: Plantanica.se
Sumber: Plantanica.se

 Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah pertama penurunan angka stunting adalah dengan melakukan sosialisasi atau penyuluhan terkait pentingnya pemenuhan nutrisi dan faktor-faktor yang berkontribusi pada fenomena stunting. Penggunaan sumber daya setempat seperti pemanfaatan daun kelor dan bayam dapat mencegah stunting. 

Daun kelor merupakan sayuran yang kaya akan nutrisi dan gizi seperti zat besi, protein, vitamin B6, vitamin A, vitamin B, vitamin C, magnesium, kalsium dan kalium. Sedangkan, sayur bayam mengandung zat besi yang telah teruji dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga mampu mencegah stunting.

"Daun kelor bagus untuk mencegah stunting karena mengandung protein yang tinggi, zat besi, antioksidan dan lainnya tetapi pengolahannya harus tepat karena memiliki aroma khas menyengat dan banyak serat sehingga sulit diterima oleh masyarakat. 

Selain daun kelor, adek-adek juga bisa menggunakan sayur bayam karena banyak tumbuh liar dan jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Sayur bayam juga dapat digunakan dalam mencegah stunting karena mengandung banyak zat besi. Selain itu, sayur bayam juga bisa dikreasikan menjadi berbagai olahan masakan. Kedua potensi sumber daya setempat tersebut adek-adek bisa buat menjadi produk olahan diversifikasi pangan" ujar Bu Tria Dewi selaku Bidan di Desa Sucopangepok.


Dengan adanya potensi sumber daya setempat daun kelor dan bayam diharapkan menjadi salah satu Solusi untuk mencegah stunting. Dengan adanya potensi tersebut maka mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 26 membuat program kerja untuk mengangkat potensi yang ada menjadi produk diversifikasi pangan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa kedepannya guna memberikan dampak positif dalam jangka waktu panjang. 

Program kerja tersebut dibuat dengan membuat produk diversifikasi pangan seperti MPASI, stik atau ladrang kelor dan bobor bayam dengan memberikan penyuluhan serta demonstrasi-masak kepada masyarakat akan pentingnya nutrisi seimbang dan menyediakan akses mudah dengan pemanfaatan potensi alam tersebut sehingga menciptakan generasi masa depan yang sehat, kuat dan bebas stunting. 

Program kerja diversifikasi makanan sehat berbahan dasar daun kelor dan bayam telah disampaikan oleh mahasiswa KKN kepada Ibu DPL, Kepala Desa Sucopangepok, Ibu Bidan , Perangkat Desa, dan segenap Kepala Dusun dari Desa Sucopangepok pada hari Rabu, 10 Januari 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun