Mohon tunggu...
Intan Cahyani
Intan Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa universitas pendidikan ganesha dengan program studi kimia terapan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gerakan Hare Krishna di Bali, Perlukah Mereka Dikeluarkan?

26 September 2025   07:06 Diperbarui: 26 September 2025   05:21 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

              Gerakan hare krishna merupakan ajaran hindu yang memuja krishna sebagai pusat dari agama hindu, dengan hanya memuja krishna sebagai dewa utama, keberadaan gerakan ini sudah menyebar dan dikenal di seluruh dunia.Namun, gerakan ini justru kurang diterima dengan baik di Indonesia, khususnya di bali karena gerakan ini dianggap menyimpang dari budaya dan tradisi agama hindu di bali yang sudah sejak zaman dahulu.Kedatangan gerakan hare krishna ini mengakibatkan banyak komentar di media sosial tentang hare krishna yang ingin dikeluarkan dari Hindu, bahkan para demonstran, termasuk beberapa tokoh adat sampai melarang penganut hare krishna untuk melakukan kegiatan keagamaan di Bali.

             Pengeluaran hare krishna dari bali ini, termasuk juga ke dalam pelanggaran dari pasal 29 ayat 2 yang berisi mengenai kebebasan beribadat bagi setiap individu.Dengan dikeluarkannya hare krishna menunjukkan bahwa penganut dari gerakan ini tidak diberikan kesempatan untuk menganut keyakinan hare krishna dengan bebas.Meskipun kedatangan hare krishna membawa budaya dan tradisi yang berbeda dengan kebiasaan masyarakat Hindu di pulau Bali, tidak sepatutnya mereka mendapatkan diskrimasi dari warga bali itu sendiri, selagi penganut gerakan ini tidak menggangu secara langsung pelaksanaan tradisi hindu di Bali, tidak sepantasnya mereka mendapatkan perlakuan ini.Kebebasan setiap individu untuk memeluk keyakinannya masing-masing harus diwujudkan agar bisa selaras dengan undang-undang yang berlaku.

Sejarah Gerakan Hare Krishna

             Gerakan Hare khrishna merupakan salah satu aliran agama Hindu, yang juga dikenal dengan Gaudiya Waisnawa.Nama hare khrishna sendiri berasal dari mantra atau nyanyian hare krisna yang diulang ulang oleh pengikut ajaran ini.Gerakan ini dimulai sejak abad ke 16. Dimulai dari Sri Chaitanya yang menekankan mengenai pemujaan kepada krishna dan percaya bahwa dengan melantunkan nama -nama tuhan, terutama krishna maka kesejahteraan akan di dapat.
            Sri Chaitanya atau bisa dikenal dengan Chaitanya Mahaprabhu dikenal sebagai seorang pertapa yang lahir pada tahun 1486 di Benggala, beliau dikenal dengan ajarannya yang bernama Chaitanya Mahaprabhu.Gerakan ini terus mengalami perkembangan dalam penyebarannya, hinggalah pada tanggal 13 Juli 1966 ISKCON (International Society for Krishna Consciousness)dibentuk di Amerika Serikat  yang dikenal juga sebagai Gerakan Hare Krishna..Organisasi hindu ini dipimpin oleh AC Bhaktivedanta Swami Prabhupada, beliau melanjutkan penyebaran agama dari ajaran sri krishna caitanya sebelumnya.Gerakan ini berfokus kepada bentuk pengabdian kepada dewa krishna melalui nyanyian-nyanyian dan tarian, ajaran hare krishna ini juga cepat diterima oleh khalayak umum sehingga penyebarannya bisa dilakukan hingga ke seluruh dunia.
            Penganut dari ajaran hare krishna ini, menganut gaya hidup ketat dengan tidak meminum alkohol,berjudi, dan mengonsumsi daging apapun , selain itu para penganut ini juga tidak terlibat dalam hubungan seksual,beribadah secara teratur di tempat suci dan terus melantunkan mantra-mantra hare krishna agar bisa mencapai persatuan tertinggi dengan krishna, maka pembebasan diri dari segala jenis kesenangan material dan menyucikan jiwa harus dilakukan.

Kedatangan Gerakan Hare Krishna Di Indonesia

           Gerakan hare krishna yang sudah menyebar luas hingga ke seluruh dunia ini, tentunya juga ke Indonesia untuk memperluas penyebaran ajaran ini.Namun, sayangnya penyebaran ajaran hare krishna di indonesia justru memicu  adanya pertentangan dari beberapa pihak, pertentangan ini dipicu oleh rasa kekhawatiran dari beberapa kelompok mengenai ajaran hare krishna, ajaran ini bertentangan dengan tradisi di bali yang berpegang teguh terhadap pemujaan kepada tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bertentangan juga dengan ajaran hindu di bali yang memuja dan menghormati leluhurnya karena hare krishna tidak memuja leluhur sama sekali.Selain itu, hare krishna juga tidak mempersembahkan caru yang merupakan bagian dari tradisi di bali dan tidak menggunakan hewan sebagai sesajen.Alasan inilah yang menyebabkan hare krishna berpotensi untuk mengubah tatanan tradisi hindu di bali, maka dari itu, gerakan hare krishna tidak mendapat dukungan dari beberapa kelompok di indonesia.Bahkan Majelis Desa Adat (MDA) provinsi Bali telah mengeluarkan instruksi kepada semua desa adat untuk melarang semua pelaksanaan pemujaan yang dilakukan oleh hare krishna, gerakan ini juga telah mendesak PHDI untuk tidak memberikan perlindungan dan dukungan kepada hare khrisha.

Apa yang Seharusnya Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Ini?

        Indonesia mengenal musyawarah yang merupakan bagian dari pancasila itu sendiri, musyawarah dan diskusi untuk mencapai kesepakatan bersama bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini, Para demonstran dan pengikut hare krishna bisa melakukan diskusi bersama mengenai permasalahan yang mereka hadapi, tentunya didampingi dengan beberapa pihak berwajib, pengurus inti PHDI, dan gubernur Bali.Penganut ajaran hare krishna diberikan kebebebasan dan hak untuk memilih kepercayaan yang mereka anut karena itu bertepatan dengan pasal 29 ayat 2 yang berisi mengenai kebebasan setiap orang untuk mmemilih dan beribadat menurut kepercayaannya masing-masing.Oleh karena itu, dibuat kesepakatan untuk memilih keyakinan masing-masing dengan syarat tidak boleh ada pemaksaan untuk memeluk agama tersebut, pemeluk dari gerakan hare krishna seharusnya diberi kesempatan untuk memilih dan memeluk kepercayaan yang mereka yakini sebagai bagian dari bentuk merhargai sesama.Jika keberadaan hare krishna sangatlah mengancam tradisi dan budaya hindu di bali, maka sudah menjadi tugas kita untuk mengambil tindakan tegas supaya tradisi dan budaya hindu di bali tetap lestari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun