Percaya atau tidak, ada banyak rencana yang tidak terwujud hanya karena saya menunda untuk memulainya! Jika dibuatkan daftar, pasti akan panjang sekali.
Kedua, berani mencoba hal baru.  Mungkin Anda berpikir, ‘resolusi apa ini?’Â
Merefleksikan pengalaman di masa lalu, saya pernah beberapa kali menolak tawaran untuk melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan, karena merasa tidak mampu. Tak jarang, hal itu membuat saya overthinking.Â
Seandainya tidak saya tolak, Mungkin saya bisa membangun bidang kepakaran baru. Pemikiran ini membuat saya tidak berhenti menyalahkan diri.
Evaluasi Resolusi 2022 Versi Saya
Tak terasa, kita sudah memasuki awal bulan November. Hanya tersisa dua purnama lagi, tahun 2022 akan mengucapkan selamat tinggal kepada kita.
Sudah berkurangkah kadar prokrastinasi saya? Latihan melawan prokrastinasi dimulai ketika saya langsung mendaftarkan diri pada saat menerima brosur kursus menulis yang diadakan oleh Komunitas 50+.
Kursus tersebut menelurkan sebuah buku Bunga Rampai berisikan kumpulan artikel para peserta. Saya tidak menduga, hal ini membuka kesempatan bagi saya untuk mewujudkan resolusi kedua.
Ya, saya didaulat menjadi MC dalam acara Peluncuran dan Bedah Buku. Menjadi MC bagi banyak orang mungkin hal biasa saja. Tetapi bagi saya, itu adalah sebuah pencapaian.
Meskipun ada beberapa rencana yang belum disiplin saya wujudkan, saya sadar bahwa hal itu tidak boleh menghalangi perjalanan saya memperbaiki diri.
2023, Saatnya Melihat Resolusi dengan Sudut Pandang Baru
Tahun 2023, ada satu mindset yang ingin saya ubah. Jika sebelumnya saya cenderung fokus pada hal-hal yang belum tercapai, tahun depan, saya akan berusaha mengalihkan fokus.
Fokus pada hal-hal yang belum tercapai membuat saya merasa gagal. Kegagalan membuat saya kecewa lalu menyalahkan diri. Sebaliknya, fokus pada keberhasilan mengajarkan saya untuk bersyukur dan berusaha agar bisa lebih baik lagi.