Jumpa kembali sahabat pembaca, kita sudah membahas novel "Man, Woman, and Child" (Erich Segal) dalam artikel sebelumnya. Saat ini kita akan mengulas buku serial "Little House" dan buku "Mangan Ora Mangan Kumpul".
Resensi buku "Little House"
Buku favoritku adalah Little House. Buku ini terdiri dari lima seri, berturut-turut dari Seri Marta Morse (nenek buyut Laura), Seri Charlotte Tucker (nenek Laura), Seri Caroline Quiner (ibu Laura), Seri Laura Ingalls dan Seri Rose Wilder (anak perempuan Laura).
Penulis buku berseri ini tidak hanya seorang, namun ditulis oleh beberapa orang, salah satunya adalah Laura Ingalls Wilder.Â
Meskipun sebagian cerita di dalam seri ini sudah pernah difilmkan sekitar tahun 1974 dengan judul Little House on the Prairie dan diputar di TVRI pada awal tahun 80-an sebagai film cerita Minggu siang, namun aku lebih tertarik dengan serial yang ditulis dalam buku.
Kisah perjalanan keluarga yang ditulis dengan gaya yang menarik dan mengundang kita untuk membayangkan dan juga merasakan bagaimana kehidupan warga Amerika pada abad 17 hingga abad 19.Â
Cerita tentang kehidupan keluarga sehari-hari mengalir dengan indah dalam setiap buku; bagaimana mereka harus bertahan di tengah hutan atau badai salju, di antara binatang buas, membuka lahan, membuat mentega, bermain di sungai yang jernih, atau aktivitas merenda untuk anak perempuan dalam keluarga.
Menariknya, semua cerita yang termuat dalam setiap serinya mengandung pesan moral yang penting tentang bagaimana membangun karakter yang baik di tengah tantangan kerasnya kehidupan.Â
Buku favoritku adalah "Mangan Ora Mangan Kumpul"
Buku ini merupakan kumpulan tulisan kolom Umar Kayam (dosen sastra UGM) di sebuah penerbitan lokal di Yogyakarta.
Kolom Umar Kayam di harian KR tersebut kemudian dibukukan pada tahun 1991 dengan judul "Mangan Ora Mangan Kumpul". Sampai akhirnya lahir 3 buku berikitnya "Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih", "Sugih Tanpa Banda", dan terakhir "Satrio Piningit di Kampung Pingit" (terbit 1999).
Menariknya buku-buku Umar Kayam ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mengangkat fenomena sosial secara lugas. Kadang dibumbui dengan dialog yang jenaka. Buku yang benar-benar bernas!
Ajakan membaca dan mengulas buku
Demikian ulasan buku karya Kak Oppie dan Kak Sam. Inspirasiana yakin, sahabat pembaca juga punya buku favorit. Silakan berbagi di kolom komentar. Bisa juga menulis ulasan buku favorit sobat dan mengirimkannya ke inspirasianakita@gmail.com.
Salam literasi dari kami, komunitas kompasianer peduli Taman Baca dan literasi secara umum.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI