Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Mencatatkan Sejarah?

8 Agustus 2021   08:17 Diperbarui: 8 Agustus 2021   08:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis, foto oleh Suzy Hazelwood dari Pexels

Kebutuhan untuk menulis dirasa penting bagi jiwa-jiwa merdeka. Kecuali untuk mereka yang membiarkan kenangan dan momen berharga menguap di kepala.

Menulis mencatatkan sejarah

Henry David Thoreau, mungkin tidak pernah menyangka bahwa buku yang ditulisnya mampu memberi inspirasi bagi tokoh yang lahir setelah ia tiada. Sebutlah Ernest Hemingway, Mahatma Gandhi, dan John F. Kennedy.

Padahal pada tahun 1854, buku berjudul "Walden; or, Life in the Woods" hanya terjual sebanyak 2000 cetakan (Sumber: Wikipedia).

Buku tersebut berisi pengalaman hidupnya selama dua tahun. Rekaman dari kenyataan yang dialami, serta gagasan seputar tatanan kehidupan.

Pada masa hidupnya, mungkin tulisan Thoreau dianggap kurang menarik. Namun ternyata berdampak besar pada masa-masa setelahnya.

Kita tak pernah tahu siapa yang akan membaca tulisan kita. Namun, setidaknya kita sudah mencurahkan sebuah tanda di alur masa kehidupan dengan menulis.

Bila pada masa lalu seorang raja atau sultan mempekerjakan juru tulis untuk menyusun seluruh peristiwa dan kejayaan kerajaan. Maka pada saat ini semua orang dapat menjadi bagian dari sejarah hanya dengan menulis.

Selamat mencoba dan selamat senantiasa tetap menulis. Mencatatkan sejarah dan siapa tahu kelak bahkan tercatat sebagai sejarah.

Dituliskan oleh Dian Albatami untuk Inspirasiana.

Rujukan: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun