Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Mengajarkan Pekerjaan Rumah Tangga pada Anak Laki-Laki

29 Juni 2021   11:00 Diperbarui: 29 Juni 2021   11:19 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Pentingnya mengajarkan pekerjaan rumah tangga pada anak laki-laki | Foto diambil dari Thinkstock via Kumparan

Setiap orang tua pasti mendambakan kehadiran buah hati untuk melengkapi kebahagiaan mereka. Selain itu, kehadiran anak ialah penerus masa depan keluarga.

Dengan demikian, setiap orangtua tentu memiliki cara tersendiri dalam mendidik dan mendisiplinkan putra-putri mereka. Setiap orang tua tentu memiliki pandangan yang diharapkan, bagaimana anak-anaknya dewasa kelak.

Selain harapan menjadi orang yang sukses dan mapan, orang tua pun mendambakan memiliki anak-anak mandiri dan bertanggung jawab. Sebab disanalah tercermin sikap orang tua dalam mengasuh dan mengasah putra-putri mereka.

Bagi orang tua yang memiliki anak perempuan mungkin akan lebih mudah mengajarkan pekerjaan rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Sebab anak perempuan lebih luwes dan cenderung penurut. Namun bagaimana cara mengajarkan pekerjaan tersebut kepada anak laki-laki?

Pekerjaan rumah tangga kerap dianggap sebagai kewajiban perempuan. Sehingga acapkali kaum laki-laki enggan mengerjakannya. Mereka beranggapan itu pekerjaan perempuan. Namun tidaklah salah bila orang tua mengajarkannya pula kepada anak laki-laki sejak usia dini.

Mengapa? Karena hal tersebut tidak hanya berguna sekarang, namun juga dapat menjadi kebiasaan yang baik ketika anak-anak menginjak usia dewasanya.

Apalagi ketika mereka terpisah jauh dari orang tua karena alasan pendidikan atau pekerjaan. Mereka sudah terlatih dan siap menjalani kehidupannya tanpa bergantung kepada orang lain.

Di sisi lain ketika mereka menikah nanti mereka sudah tidak terkejut lagi dengan rutinitas pekerjaan rumah tangga. Alhasil mereka akan menjadi sosok Ayah atau suami pengertian yang dapat membantu pekerjaan rumah tangga sang istri.

Terdapat beberapa kebiasaan untuk mengajarkan pekerjaan rumah tangga kepada anak laki-laki. Kebiasaan ini pun dapat dimulai dari hal-hal sederhana, seperti: 

Merapikan kamar sendiri

Merapikan kamar meliputi membersihkan tempat tidur, merapikan meja belajar, dan membuka jendela. Terkesan sepele, kebiasaan ini secara tidak langsung orang tua telah mengajarkan pola hidup bersih dan sehat untuk anaknya. 

Bukan hanya itu, kebiasaan ini juga menjaga kamar anak tetap rapi, nyaman, bersih, dan juga elok dipandang mata. 

Ilustrasi. Mencuci perlengkapan makan sehabis digunakan | Foto diambil dari Tribun
Ilustrasi. Mencuci perlengkapan makan sehabis digunakan | Foto diambil dari Tribun

Mencuci perlengkapan makan sehabis digunakan

Kebiasaan sederhana yang dapat diajarkan orang tua kepada anak laki-lakinya yang selanjutnya adalah mencuci perlengkapan makan sehabis digunakan. Kebiasaan ini dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengajarkan anaknya untuk bertanggung jawab atas barang yang telah ia gunakan. 

Selain itu, kebiasaan ini juga dapat mendidik anak agar tidak menumpuk pekerjaan, dimana disini adalah perlengkapan makan yang kotor, juga membantu mengurangi pekerjaan orang tuanya di dapur. 

Mengembalikan barang pada tempatnya

Seringkali orang tua akan merasa kesal apabila melihat barang-barang berserakan atau diletakkan bukan pada tempatnya. Contoh yang kerap terjadi adalah handuk yang tergeletak di atas tempat tidur, buku yang berserakan di ruang tamu, ataupun mainan yang berhamburan di lantai rumah. 

Kebiasaan mengembalikan barang pada tempatnya penting untuk diajarkan kepada anak-anak. Hal ini dapat digunakan orang tua untuk mendidik anak untuk selalu hidup tertib dan disiplin.

Merapikan pakaian di lemari

Bukan hanya barang yang berserakan, lemari pakaian anak yang berantakan juga kerap menjadi sumber kekesalan orang tua. 

Baju yang baru saja disetrika dan diletakkan dengan rapi di dalam lemari pakaian, kadang tidak butuh waktu yang lama akan berubah menjadi berantakan. Salah satu kebiasaan yang membuat lemari pakaian berantakan tidak lain adalah anak yang kerap asal menarik mengambil pakaian yang ingin ia pakai.

Orang tua dapat mengajarkan kebiasaan merapikan pakaian di lemari pakaian miliknya untuk mengajarkannya hidup tertib dan teratur. Tidak hanya itu, anak juga dapat dilatih untuk mengatur dan mengorganisir pakaian berdasarkan kategorinya. Anak yang merapikan pakaiannya sendiri secara tidak langsung juga akan lebih mengenal dan menjaga pakaian miliknya. 

Ilustrasi. Menyapu ruangan dan halaman rumah | Foto diambil dari Hellosehat
Ilustrasi. Menyapu ruangan dan halaman rumah | Foto diambil dari Hellosehat
Menyapu ruangan dan halaman rumah

Nah, kebiasaan yang terakhir namun tidak kalah penting adalah mengajarkan kepada anak laki-laki untuk menyapu lantai rumah dan halaman. 

Anak dapat dibiasakan untuk merasa risih ketika merasakan debu yang menempel di telapak kakinya atau melihat sampah yang berserakan di dalam maupun di luar rumah. Sehingga tanpa perintah dari orang tuanya sekalipun, ia dapat bergegas mengambil sapu untuk membersihkannya. 

Kebiasaan ini kelak juga penting ketika anak berada di luar rumah, misalnya di sekolah ataupun di lingkungan pekerjaan kelak ia dewasa. Seperti kita tahu, kebiasaan membuang sampah sembarangan yang merugikan lingkungan sekitar dapat ditumbuhkan sejak dini lewat kebiasaan satu ini. 

***

Memiliki anak-anak yang sukses tentu menjadi impian setiap orang tua. Namun memiliki anak yang pengertian adalah harta yang tak ternilai harganya. Anak yang bijak mendatangkan kebahagiaan, tetapi anak yang bebal adalah kesedihan bagi orang tuanya.

Demikian yang dapat saya tuliskan tentang pentingnya mengajarkan pekerjaan rumah tangga kepada anak laki-laki. Karena di sana kita mengajarkan nilai-nilai tanggung jawab serta memberi pengertian kepada si anak.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menginspirasi khususnya kepada orang tua yang memiliki anak laki-laki seperti saya. 

Apabila terdapat kekurangan, sila menyampaikan masukan pada kolom komentar demi melengkapi tulisan ini. Terima kasih. 

...

Ditulis oleh Radian Kristiani untuk Inspirasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun