Hingga menit ke-95, pemain Indonesia berjuang mati-matian untuk tetap menjaga agar lawan tak bisa mencetak gol tambahan. Akhirnya laga berakhir imbang 2-2.
Penampilan Timnas Indonesia yang penuh semangat meski kalah kualitas teknis dari lawan adalah ciri khas tim-tim asuhan Shin Tae-yong. Berkali-kali mantan pelatih TImnas Korsel ini menekankan pentingnya semangat bertanding.Â
Ketiga, Shin Tae-yong berhasil menerapkan strategi yang sesuai
STY paham betul karakter para pemain Asia Timur dan Tenggara. Tinggi badan penggawa Timnas Garuda memang kurang ideal kala harus melawan tim-tim lawan yang bertubuh tinggi.Â
STY menutup kelemahan pertahanan ini dengan menerapkan strategi penempatan pemain gelandang bertahan yang disiplin membantu para pemain belakang. Duet Kadek Agung dan Syahrian Abimanyu berperan sebagai gelandang bertahan dengan apik.Â
STY juga mengharapkan serangan balik cepat dilakukan dengan bola-bola ke kaki para pemain muda nan lincah dan cepat. Tiga pemain gesit berperan sebagai gelandang serang: Egy Maulana, Evan Dimas, Witan Sulaiman. Trio ini menyuplai bola ke striker tunggal yang diperankan KYH Yudo.
Memang benar, pemain Indonesia masih belum padu kala melawan Thailand. Masih cukup banyak umpan tak terarah dan kesalahpahaman terjadi. Akan tetapi, skema umum formasi timnas dan gaya permainan timnas sudah mulai terbangun.Â
Wasana kata, Borobudur tak dibangun dalam sehari. Timnas Garuda nan perkasa pun tak mungkin dibangun dalam satu atau dua tahun. Berilah waktu dan dukungan pada Shin Tae-yong dan para pemain muda kita untuk mengasah diri.Â
Jikapun kalah, pastikan kalah terhormat setelah berjuang demi martabat. Indonesia Hebat! Salam sehat dari Inspirasiana.Â