"Pak Martin, apakah kami akan berhasil?" tanya Karsa.
Pak Martin, menjawab, "berhasil atau tidak, tergantung usaha Mas Karsa dan warga desa."
Setelah berpikir ulang, akhirnya Karsa tiba pada sebuah kesimpulan. Bahwa berjuang untuk kehidupan yang lebih baik tidak bisa dilakukan seorang diri. Sawah dan ladang tak boleh hilang dari desa ini. Tentu dengan hasil panen yang lebih baik akan membuat pemilik lahan berpikir dua kali untuk menjual atau mengubah fungsi lahan. Dengan teknologi , semoga generasi muda mau melirik usaha pertanian.
Tawaran dari Pak Lurah dan Pak Martin sebagai penyuluh pertanian, untuk ikut berpartisipasi adalah solusi terbaik saat ini. Bersama-sama memulai sistem pertanian modern dan mengedukasi warga agar tidak mudah menjual lahan sawah. Lebih mudah mendapat bantuan dan penyuluhan dari pemerintah. Tidak berjalan sendiri-sendiri dan hilang perlahan-lahan.
Haji Sobri, ternyata membuat kawasan pergudangan untuk mendukung itu semua. Membabat habis tengkulak nakal, dengan memotong jalur distribusi hasil panen.
Karsa sudah bisa tersenyum, harapan dan doa akan diwujudkan dalam usaha bersama. Ia pun kembali fokus mendengarkan kata sambutan dari Pak Lurah.
"Maka dengan mengucapkan bismillah, kami buka pembentukan Koperasi Tani Desa Alas Kahuripan," tutup Pak Lurah.
**
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.
Dian Albatami untuk Inspirasiana