Mohon tunggu...
Iin Syah
Iin Syah Mohon Tunggu... -

Pemimpi dan berusaha meraih mimpi. Menulis dan bergerak maju. Abdi negara dan anti korupsi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita Ini?

11 Januari 2015   08:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu tanggung jawab kamu kenapa pasien menolak KB!"

(Pasien ini selama kehamilannya kontrol dengan dokter S*****, SPOG, yang notabene atasan mereka di RS tersebut. Jadi kalau ada pihak yang paling bertanggungjawab terhadap gagalnya promosi KB pada pasien tersebut adalah dr. S*****. Saya membayangkan situasi jika dr. S***** yang mereka omeli seperti mereka mengomeli saya: "Kamu tidak becus memberikan penyuluhan!" Emang berani? Makanya, lain kali, jangan sok pintar dan tidak mendengar penjelasan orang lain! Sibuk dengan argumentasi sendiri tanpa tahu duduk permasalahannya.).

"Memangnya kamu bidan dari mana?" (Yang ini saya jawab dengan lantang dan gagah berani. "Saya dari Puskesmas Girian Weru!")

"Lho, anda tahu kalau program KB ini program nasional?" (Dari SD dulu juga udah tahu kalau KB program nasional!)

"Anda tahu pentingnya KB?" (Banget! Saya pernah menulis artikel tentang pentingnya KB. Dimuat di harian Manado Post tanggal 20-21 Agustus 2013, 2 September 2013 https://inrainy.wordpress.com/2014/11/29/perempuan-dan-kemerdekaan-dalam-perspektif-kesehatan-reproduksi/)

"Kalau saja ada dokter Piktor di sini, habis kamu!" (Wah serem, takut saya. Btw, siapa tuh dokter Piktor?).


***

Tulisan di atas persis seperti kejadian yang sebenarnya. Sebenarnya awalnya saya berencana untuk menulisnya secara lebih elegan, memolesnya dengan lebih halus. Tapi setelah saya pikir-pikir, memaparkannya dengan apa adanya lebih mengena dengan situasi ini.

Berangkat dari kejadian di atas, ada dua permasalahan pokok yang saya harap kedepannya dapat menjadi lebih baik. Pertama, hubungan petugas desa (bidan/perawat) dengan petugas rumah sakit (bidan,perawat, dokter). Kedua, hak pasien atas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Untuk permasalahan pertama, ini tidak terjadi di semua RS. Saya pribadi mempunyai pengalaman operasi persalinan untuk ketiga anak saya, di 3 rumah sakit yang berbeda. Saya dilayani oleh dokter-dokter, bidan, dan perawat yang sangat profesional. Mereka sangat komunikatif, dan tidak pernah ada unsur pemaksaan sekali pun dalam semua tindakan yang diambil.

Sebagai bidan, saya juga mengenal banyak dokter yang santun dan sangat menghargai profesi saya sebagai bidan. Berbagi pengalaman, dan mengingatkan jika ada kekeliruan saya dalam menangani pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun