Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wajah Eksotis Pantai Nangapanda yang Merenggut Lelah

4 Maret 2023   20:18 Diperbarui: 4 Maret 2023   20:21 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Batu Putih-biru | Dokumen pribadi oleh Alty Tin.

Wajah pantai alam yang dipoles ombak biru dengan deburan gelombang yang putih memecah hingga ke tepian membasahi batu-batu putih dan hijau selalu membuat orang-orang yang melihatnya membisu.

Terdiam tanpa kata-kata bukan karena kecewa dan malu, tetapi karena merasakan sebuah kenyataan alam yang wajah eksotisnya begitu cepat merenggut rasa lelah dan penat hingga terbuang entah kemana.

Di sana cuma ada kelegaan, kegembiraan dan ketenangan yang bisa datang sendiri dalam sekejap. Orang cukup membuka mata dan menatapnya dalam satu bingkai arah pandang, maka setiap pandangan akan membentuk satu gambaran tentang keindahan yang sulit dilukiskan secara tuntas.

Tumbuhan hijau di pesisir tebing tumbuh tanpa ada rasa takut dan gelisah seperti kebanyakan manusia, mungkin karena terbawa emosi jiwa yang selalu larut dalam bisunya pantai Nangapanda.

Dari kejauhan tampak ada gumpalan putih yang berjejer seperti di dandan ekstra. Kumpulan batu-batu hijau dan putih yang datang tanpa tahu dari mana asal mereka.

Ketika pasang tiba, batu-batu itu terbawa ke pesisir, terkumpul sendiri sebagai bagian dari batu-batu berharga yang akan dipilih dan dijual oleh penduduk yang tidak punya ladang dan tanaman.

Foto Batu Putih-biru | Dokumen pribadi oleh Alty Tin.
Foto Batu Putih-biru | Dokumen pribadi oleh Alty Tin.

Rezeki ternyata bisa datang dari pesisir yang semula cuma tampak indah. Rupanya manusia harus percaya bahwa Pencipta itu maha bijaksana. 

Lagi-lagi kumpulan batu-batu itu bukan lukisan dengan latar belakang di kejauhan seperti ada lekukan berbentuk parang dalam budaya Flores.

Lekukan itu adalah wajah pulau Ende, wajah pulau terpisah dengan penduduk mayoritas muslim di sana. 

Pulau bersejarah dalam relung legenda perebutan gadis Flores bernama Meja yang cantik memesona dengan pilihan kekasihnya yang tampan, Ia ata masa mina.

Foto Pantai Nangapanda | Dokumen oleh Ino Sigaze.
Foto Pantai Nangapanda | Dokumen oleh Ino Sigaze.

Keindahan pantai Nangapanda seakan hasil karya lukisan pelukis ternama. Ternyata itu bukan lukisan. Di sana itu lukisan hidup dari Pencipta yang jarang ditatap oleh mata dunia.

Mungkin ini saatnya, dunia memandangnya dari dekat, bahkan tanpa lensa pembesar yang mahal. Perpaduan unsur alam yang beragam sering membuat orang menyimpan kenangan dalam satu bingkai kecil dalam relung waktu yang pernah dinikmatinya.

Hempasan gelombang penuh dinamika, berulang, tetapi tidak pernah sama. 

Hempasan buih putih yang bergelombang menjadi lukisan alam sesaat di atas hamparan pasir hitam. 

Buih putih yang sesekali menyapu batu-batu yang terlempar tidak teratur itu menjadi satu panorama abstrak yang berdimensi ganda, tak hanya indah, tapi juga hidup dan terus berubah.

Berada di sana seakan hadir dalam satu ruang imajinasi filosofis Heraclitus dengan cakrawala perspektif tentang "Pantharei", semuanya mengalir atau semuanya berubah.

Pantai Nangapanda yang eksotis | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.
Pantai Nangapanda yang eksotis | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Pantai dengan bias cakrawala keberagaman yang berpadu dalam satu bingkai sudut pandang (Sichtweisen) tentang filosofi hidup yang terus berubah memang pantas jadi kenangan.

Ya, kenangan gratis untuk para wisatawan yang menjelajah pesisir pantai dari Labuan Bajo sampai ke Larantuka. Itulah bentangan pantai Flores yang belum semuanya terpublikasi secara luas.

Langkah perubahan semakin jelas, ketika potensi wisata sebagai peluang ekonomi dibaca penduduk setempat. 

Apalagi, wilayah Nangapanda punya cerita penghasil Ipu dan ikan-ikan merah yang diolah dengan masakan khas kuah asam pedas dan lawar bunga pepaya.

Rumah makan di pantai batu putih Nangapanda | Dokumen pribadi oleh: Ino Sigaze.
Rumah makan di pantai batu putih Nangapanda | Dokumen pribadi oleh: Ino Sigaze.

Flores Nusa Bunga, Flores pulau bunga mungkin masih menjadi misteri yang membangkitkan rasa ingin tahu dunia tentang alam, peradaban dari keindahannya.

Misteri itu terbuka pada siapa saja yang punya daya kreatif untuk membongkarnya. 

Mulai dari keindahan alam, air terjun, rumah adat, penghasilan khas, bunga-bunga di hutan, jenis-jenis kayu yang mahal, sampai ke pantai-pantai yang eksotis di bagian selatan dan utara.

Titipan rindu pada kampung halaman ingin mengubah pantai Nangapanda jadi lebih berharga dan dikenal. Menulis itu pilihan pertama supaya keindahan alam itu menyebar dan dikenal dunia. 

Pantai di kampungku, pantai inspirasi, pantai yang merenggut lelah jadi legah. 

Pantai cakrawala tentang dinamika hidup yang berwarna dan terus berubah. Berpadu dari yang berbeda ternyata menjadi semakin indah.

Salam berbagi, ino, 4.03.2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun