Oleh karena kualitas furnitur yang sangat bagus, maka yang dibutuhkan lebih lagi sebenarnya cuma polesan saja untuk memperlihatkan unsur kebaruannya.
Orang bisa saja mengubah warna dengan mengecat ulang atau bahkan menggantikan lapisan luarnya dan lain sebagainya. Sudah pasti hasil polesan furnitur sampah itu hampir tidak bisa dipercaya bahwa itu barang rongsokan.
Teman rumah saya orang Jerman sendiri pernah mengambil lemari buku yang memang disukainya. Oleh karena di rumah ada bengkel kayu yang lengkap dengan segala macam perlengkapan dan mesinnya, maka ia memoles lagi, soal ukuran rak nya, dan dilengkapi dengan lampu dan warna yang baru.
Setelah diubah dalam sehari kerja, tampak bahwa furnitur itu sudah menjadi barang mahal. Jadi, sebenarnya bagi orang yang kreatif akan menjadi sangat mudah dan punya peluang besar untuk menghemat pembelian furnitur rumah dengan cara menyortir furnitur sampah di jalanan.
3. Faktor biaya, waktu, dan seni
Tiga hal ini: biaya, waktu, dan seni bagi orang yang hidup di Jerman itu sudah pasti sangat penting, tentu juga faktor kualitas. Perhitungan untuk membeli furnitur baru sudah pasti bisa menghabiskan ribuan euro, apalagi bagi keluarga yang punya selera tinggi.
Selera tinggi membeli furnitur mahal, ya boleh-boleh saja, asalkan sendiri punya uang. Tetapi, jika cara berpikir orang itu lebih berorientasikan pada kualitas, biaya, waktu, dan seni, maka pilihan furnitur sampah saya kira tidak jelek amat.
Cukup sering saya lihat furnitur sampah dari para tetangga di sekitar rumah tempat tinggal yang sangat bagus. Dari segi waktu sebenarnya, dalam beberapa menit saja, saya sudah bisa memindahkan barang pilihan itu ke tempat saya.Â
Tidak heran, banyak sekali orang yang cenderung berpatroli dengan mobil mereka untuk mengambil furnitur yang masih bagus dan berkualitas.Â
Sekali lagi tentu tidak dibayar, dan siapa saja bisa mengubah bentuknya sesuai selera pribadi. Tapi ada juga barang-barang yang benar-benar sangat bagus dan punya nilai seni ada dalam tumpukan sampah furnitur itu.
Jadi, kalau orang Indonesia yang tinggal di Jerman, maka jangan lupa mampir dan lihatlah pada tumpukan sampah furnitur itu, siapa tahu kamu bisa punya ide untuk mengubahnya jadi lebih bagus tanpa banyak biaya yang dikeluarkan.