Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ada Rahasia Keamanan Rumah Terjamin, Saat Mudik Berjalan

29 April 2022   04:05 Diperbarui: 2 Mei 2022   01:19 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang rahasia keamanan rumah terjamin, saat mudik berjalan | Dokmen diambil dari: pexels

Keamanan rumah bukan saja soal kunci mahal, tetapi juga kunci murah hati kepada tetangga.

Beberapa tahun silam saya mendengar cerita sepupu saya yang sudah lama tinggal di Jakarta Selatan. Ceritanya bahwa saat mudik alias pulang kampung, ia lupa mengunci pintu belakang rumah.

Pintu rumah memang dalam keadaan tertutup, tetapi tidak terkunci karena lupa menguncinya. Baru sadar bahwa pintu lupa terkunci setelah dua malam.

Dengan penuh kecemasan dan repot saudara-saudaranya yang mendengar cerita bahwa dia lupa mengunci pintu rumah menjadi ketakutan dan cemas. Sementara itu, dia sendiri tetap terlihat tenang tanpa kecemasan.

Ketika ditanya mengapa seperti tidak cemas apa-apa? Dijawab dengan santai pula, katanya, "Selama ini saya punya hubungan baik sekali dengan para tetangga dan mereka tahu bahwa saya lagi mudik, jadi sudah pasti aman. Saya percaya mereka akan menjaga rumah saya."

Keyakinan itu ternyata benar terbukti. 

Lupa tidak menjadikannya celaka dan pengalaman yang mendatangkan sial, karena sehari-hari punya hubungan baik dengan tetangganya.

Tetangga yang baik itu ternyata bermula karena dalam keseharian kita punya komunikasi yang baik dengan tetangga. Saya melihat sendiri bagaimana di depan kakak saya ada pohon rambutan dengan buah yang lebat pada musim buah.

Semestinya dia bisa jual, tetapi tidak dijualnya, tetapi dia hanya memetik untuk beri tetangga-tetangganya, bahkan anak-anak tetangga dimintai petik untuk dimakan.

Demikian juga, jika tetangga kesulitan air, dia beri air dan jika melewati lorong rumah tetangga, ia selalu menyapa dan bertanya sebentar. Pokoknya selalu saja ada tema untuk diceritakan dengan tetangga.

Membaca tema sorotan Kompasiana kali ini, jujur saja, saya langsung ingat cerita hidup kakak sepupu di kota Jakarta. Jakarta punya banyak cerita, bukan saja soal aman, tetapi ada juga cerita tidak aman.

Oleh karena itu, pantas dan layak bahwa kali ini Kompasiana menawarkan itu menjadi tema tulisan. Bukan tidak mungkin bahwa kesibukan persiapan mudik itu, pada akhirnya lupa menyiapkan keamanan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun