Apakah kamu seorang pemberi kursus? Jika kamu seorang pemberi kursus, maka kamu akan berpikir bagaimana mengajak peserta kursusmu secara perlahan-lahan masuk ke dalam cara kerja dan rencanamu.
Tidak semudah mengajak seorang teman yang bercerita, saat kamu mengajak orang asing yang belum terlalu mengenalnya. Akan tetapi, kamu pasti senang ketika kamu memulai dengan cara tertentu, lalu reaksi positif ada di depan matamu.
Apa dan bagaimana cara-cara itu? Penasaran bukan? Nah, setiap manusia punya masa lalu (Vergangenheit), punya kenangan (Erinnerung) dan tentu juga punya mimpi-mimpi
Meskipun demikian, orang tidak bisa menyangkal bahwa masa lalu, kenangan dan mimpi itu bisa datang kapan saja, sekendaknya. Tidak, tidak bisa seperti itu pada kenyataannya.
Kenyataan yang cukup umum terjadi adalah bahwa pikiran dan hati manusia punya segudang kenangan, masa lalu, dan mimpi-mimpi yang tersusun rapi sekian gigabyte.
Dalam dan melalui perjumpaan dengan yang lain, entah itu kasat mata, maupun cuma melalui pendengaran, orang akan dengan sendirinya dibawa masuk ke dalam dirinya sendiri.
Di sana seseorang akan menemukan kembali sejumlah kenangan, masa lalu dan mimpi-mimpi yang pernah ada dalam hidupnya. Sekalipun demikian, pada awalnya itu semua masih terjadi di dalam kesunyian pikiran orang itu sendiri.
Nah, bagaimana caranya supaya seseorang bisa berbicara tentang semua itu? Nah, satu hal yang perlu dilakukan adalah menentukan pilihan foto atau gambar.Â
Dalam konteks kursus dengan beberapa orang misalnya, pemberi hanya perlu pengantar singkat berupa ajakan kepada peserta supaya bisa berdiri dan berjalan mengelilingi gambar-gambar itu.Â
Tentu, sambil mengamati mana gambar yang punya getaran energi tersambung dengan hidupnya sendiri. Tidak perlu ragu dan cemas, resonansi itu akan terjadi dengan sendirinya.
Nah, itulah yang bisa saya katakan bahwa antara foto dan gambar itu punya resonansi energi yang begitu kuat tersambung dengan pengalaman kemanusiaan kita.