Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ada 5 Cara Bos Menghadapi Karyawan yang Kritis

18 Juli 2021   15:22 Diperbarui: 22 Juli 2021   13:38 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan dan bos sedang berdiskusi. Sumber: SHUTTERSTOCK/RED MANGO via Kompas.com

3. Diskusi bisa berkembang ke hal lainnya yang justru sampai pada klimaks perbedaan gagasan

Suasana santai tanpa terasa mengubah diskusi kami sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan tema etika medis. Bos dan teman saya tampak begitu serius berdebat karena keduanya punya perbedaan Schwerpunkt atau penekanan utama.

Tiba-tiba keduanya saling menyerang dan saya merasakan suasana semakin menegangkan. Permasalahan pokoknya adalah berangkat dari kisah sebuah film bahwa jika orang sudah berusia tua dan seharian cuma di atas tempat tidur saja, ia sendiri bahkan sering sekali meminta supaya ia boleh memperoleh obat penenang, bahkan obat agar dia segera meninggal. Apakah harus menunggu restu keluarga? Apakah hal seperti itu diizinkan?

Bos saya rupanya orang liberal yang tidak terlalu berpegang pada pendasaran etika tertentu, sehingga baginya sah bisa saja, jika semua anggota keluarganya merestui itu. Alasannya, mengapa harus memperpanjang penderitaannya?

Teman saya berontak dengan keras, "Ne....ne..ne! Das geht gar nicht" atau tidak...tidak...tidak, itu gak bisa seperti itu. Katanya, "hidup itu tidak bisa dibatasi oleh kehendak manusia, karena hidup itu adalah anugerah Tuhan. Memberikan obat agar seseorang yang sudah lama sakit dan berusia, bahkan sudah tidak berdaya supaya cepat meninggal, berarti menghentikan kehidupan yang diberikan Tuhan. Hal itu sama sekali tidak bisa dibenarkan."

Diskusi semakin panas, bos akhirnya berkata demikian, "Ya, ini tentu merupakan tema yang menarik untuk didiskusikan lebih lanjut. Mungkin kita perlu cari waktu dan mengundang seorang ahli di bidang etika medis untuk membahas hal itu di sini, sehingga kita menemukan jawaban yang sama."

Keduanya sepakat. Bos bertanya juga kepada saya pada waktu itu. Sebagai orang baru, saya hanya mengatakan bahwa ide untuk diskusi lebih lanjut adalah ide yang sangat tepat.

Dari hal itu, saya pelajari bahwa ternyata bos itu orang yang suka berdiskusi dan ingin mengetahui hal-hal praktis yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 

Ya, ia berusaha membawa dunia dari dunia seni perfilman ke dunia nyata, agar manusia terlibat berpikir dan memberikan jawabannya. Ya, lebih-lebih di tengah krisis covid19, etika medis akan menjadi tema yang sangat penting untuk didiskusikan. 

Bagaimana sikap moral manusia saat ini khususnya di tengah pandemi ini? Saya kira diskusi tema etika medis, sangat relevan untuk saat ini. Yuk mari kita berdiskusi. 

4. Perbedaan gagasan tidak akan memperburuk hubungan kerja sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun