Pembentukan identitas anak bangsa tentunya. Mengapa disebut anak bangsa? Disebut anak bangsa karena orang tidak boleh lupa bahwa pembentukan identitas tidak lepas dari kebebasan individu untuk mengidentikan dirinya.Â
Tidak keliru, jika pendidikan Pancasila sudah dipelajari sejak dini atau sejak Sekolah Dasar. Kerangka berpikir yang menjadi latar belakangnya adalah pembentukan identitas anak bangsa sejak dini.
Oleh karena efek Pancasila terhadap pembentukan identitas itulah, maka Pancasila ditargetkan bukan saja sebagai suatu warisan sejarah Dasar Negara, tetapi lebih-lebih dipelajari, direnungkan makna, efek dan pesannya terkait situasi bangsa yang dekat dengan kekinian.
Harus diakui bahwa mungkin juga proses pembentukan identitas anak bangsa itu tidak berjalan dengan baik, hal ini bisa dibuktikan melalui suara-suara yang menginginkan ideologi Pancasila itu diganti dengan ideologi lainnya.
Fenomena seperti itu bisa saja terjadi oleh karena pengaruh perkembangan dan gagasan radikal lainnya yang tidak manusiawi, belum lagi seseorang tidak dengan cermat mempelajari Pancasila secara baik sejak dini.
Saya yakin tidak ada yang berani membuktikan di mana letak kekurangan dari 5 Sila Pancasila itu sendiri. Sebaliknya kita mesti berbangga bahwa bangsa ini pernah melalui saat-saat pilu dijajah, lalu berawal dengan Pancasila itu, kita bertumbuh dan berkembang hingga sekarang.
Pembentukan identitas bangsa adalah poin yang sangat penting sebagai efek dari Pancasila. Karena itu, alangkah baik, jika efek pembentukan identitas anak bangsa ini masuk dalam kerangka formasi pendidikan di tanah air dalam semua jenjangnya.
Saya yakin bahwa jika pendidikan kita berperan aktif dengan visi pembentukan identitas anak bangsa yang sesuai dengan lima Sila Pancasila, maka radikalisme akan mudah ditepis, sehingga toleransi akan menjadi lebih nyata dan respek dan hormat menghormati menjadi warna hidup sehari-hari.
2. Efek kehomogenan
Efek kehomogenan itu sebetulnya sangat nyata ditemukan dalam keseharian hidup dan realitas bangsa. Sekalipun kita berbeda-beda, tetapi kita tetap satu; satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa.
Kehomogenan yang perlu diangkat ke permukaan refleksi anak bangsa adalah bahwa kita punya Pancasila yang mana kelimanya kita terima baik secara pribadi maupun secara bersama.