Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi dan Mitos Penangkapan Ipu-Podhe di Flores

10 April 2021   03:43 Diperbarui: 10 April 2021   21:10 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi penangkapan Ipu oleh Sien Ndari

Meskipun demikian, perkembangan selanjutnya entah menjadi sebesar apa tidak diketahui. Ipu muncul tiba-tiba dan bahkan menghilang lenyap kembali pun kadang tidak diketahui masyarakat setempat.

Penangkapan manual dengan menggunakan jaringan seperti jaringan kelambu nyamuk selalu efektif  mengumpulkan ribuan ikan-ikan kecil itu.  

Pada tahun 1980-an, Ipu itu bisa berenang lebih dari 15 km ke arah gunung. Bahkan orang-orang di pedalaman kecamatan Nangapanda pun bisa menangkap di sungai terdekat. Saat ini, masyarakat Nangapanda hanya bisa menangkap di pesisir laut. Mengapa terjadi demikian? Hal ini karena ada kemungkinan peresan air sebagai akibat dari galian tambang pasir di jalur Sungai itu. Peresapan itu menimbulkan efek putusnya aliran langsung air Sungai sampai ke laut. Tentu hal ini sangat disayangkan, galian pasir itu ternyata bisa punya dampak yang kurang bagus untuk lingkungan sekitarnya, termasuk dalam kaitannya dengan penangkapan Ipu. 

Berenang melawan arus bagi ikan-ikan kecil itu sama sekali bukan menjadi persoalan. Aneh bukan? Kecil-kecil tapi kuat melawan arus air. 

Mitos ibu hamil

Tradisi penangkapan Ipu di kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores ini ternyata punya cerita mitosnya sendiri. 

Mitos itu bermula dari pengalaman berulang kali saat menangkap Ipu di pesisir kecamatan Nangapanda. Ibu hamil bersama suaminya adalah pengusir Ipu untuk pergi dan menjauh dari pesisir laut dan sungai. 

Apa alasannya? Sampai saat ini tidak ada yang tahu. Dari pengalaman mereka sendiri tentunya mengajarkan masyarakat untuk percaya meskipun tidak rasional. Bagaimana tidak?

Coba bayangkan pernah ada kejadian, saat Ipu berdatangan begitu banyak, lalu pada waktu itu datanglah seorang ibu hamil yang hendak juga menangkap Ipu, tidak lama dari kedatangan ibu hamil itu, Ipu pun pergi menghilang  dari pesisir laut dan sungai. 

Kejadian seperti itu sudah berulang, karena itu, masyarakat sampai dengan saat ini selalu melarang, agar ibu hamil bersama suaminya tidak boleh ke laut pada saat musim penangkapan Ipu. 

Pantang pergi ke laut bagi ibu hamil bersama suaminya sama dengan membuka tangan lebar-lebar untuk menerima rezeki bagi banyak orang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun