Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mungkinkah Orang-orang Diaspora di Jerman Hidup Bahagia dari 4 Kategori Kerja Sampingan?

1 April 2021   19:47 Diperbarui: 4 April 2021   01:20 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari https://www.kompasiana.com/mawarpuspad

Kerja sampingan bisa dimengerti secara berbeda oleh seseorang di tempat yang berbeda. Ada yang menganggap kerja sampingan itu, betul sebagai sampingan saja, tetapi juga sebaliknya, ada yang memahami kerja sampingan tidak sebagai sampingan, melainkan juga penting untuk hidup. 

Tema "Kerja Sampingan" sangat menarik untuk ditulis, tidak hanya sebagai pengalaman pribadi yang berjuang hidup di negara orang untuk memperoleh kerja sampingan dengan tujuan untuk menambah penghasilan, tetapi juga menarik untuk dilihat tentang bagaimana kerja sampingan itu bagi orang-orang diaspora, secara khusus sejauh yang saya amati di Jerman.

Dalam tulisan ini, penulis lebih fokus untuk membahas 4 kategori kerja sampingan bagi orang-orang diaspora di Jerman. Apa dan bagaimana keempat kategori kerja sampingan itu, tentu penting dan berguna bagi kehidupan orang-orang diaspora di Jerman.

Kerja sampingan bagi orang-orang diaspora di Jerman bisa merupakan kerja kreatif yang tidak resmi diakui pemerintah, tetapi kerja sampingan itu berguna dan membantu pemerintah. Apa saja yang tergolong ke dalam kelompok pertama ini:

1. Pemungut botol-botol di jalan dan di pesisir sungai

Ada banyak sekali orang-orang diaspora yang mengumpulkan botol di jalan-jalan, maupun di pesisir sungai Rhein di kota Mainz misalnya. Kerja seperti itu adalah kerja sampingan. 

Beberapa yang saya kenal, mereka memungut botol pada saat pagi-pagi buta, selanjutnya mereka melakukan pekerjaan yang resmi sebagai pasukan kuning  untuk membersihkan jalan, lalu siang dan sore, mereka beroperasi lagi di pesisir sungai dan di jalan-jalan untuk mengumpulkan botol-botol yang dibuang atau ditaruh di pinggir jalan. Tentu, tidak semua diaspora seperti itu, namun ada juga yang bekerja sampingan seperti pemungut botol.

Ada dua jenis botol yang menjadi target kerja sampingan orang-orang diaspora, yakni botol plastik dan botol kaca. Mengapa mereka memilih kerja sampingan seperti itu? Ada beberapa alasan antara lain:

a) Harga botol itu sendiri yang tentu mahal. Tidak main-main lho, botol plastik seharga 50 Cent, artinya sama dengan setengah euro atau seharga Rp. 8.500, sedangkan botol kaca seharga 30 cent atau seharga Rp. 5.100.

b) Jumlah botol. Dari segi jumlah botol apalagi kalau pada musim panas, tampaknya pekerjaan sampingan itu benar-benar mendatangkan pemasukan tambahan yang luar biasa tidak terduga. 

Coba bayangkan, kalau setiap pagi bisa memungut 50 botol kaca, maka sehari pemungut botol itu bisa memperoleh uang tambahan Rp. 425.000. Karena perhitungan seperti itu, maka suatu saat pada musim panas tahun 2017 saya ingin sekali mengumpulkan botol dengan maksud supaya hasil penjualan botol itu bisa disumbangkan ke Indonesia untuk membiayai pendidikan anak-anak yang tidak mampu dibiayai orang tua mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun