Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... -

hanya ingin mengembangkan hobi menulis dan berkenalan dengan orang-orang hebat yang juga hobi menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Nggak Peduli Sama Istrinya

10 Desember 2010   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu teman lama, tepatnya sahabat saya waktu SMA dan kuliah. Karena sudah lama sekali tak jumpa, maka obrolan kami berlangsung berjam-jam di sebuah kafe. Setelah puas ngobrol tentang segala macam nostalgia masa SMA dan kuliah, termasuk salah-salah mengingat yang mana teman SMA yang mana teman kuliah, sahabat saya mengakui sebuah 'dosa'. Sahabat saya hampir tergelincir dalam suatu perselingkuhan dalam posisi sebagai orang ketiga. Ceritanya, sahabat saya yang masih single ini bertemu teman lama, cowok, yang sudah beristri dan beranak dua. Si cowok dalam posisi bujang lokal, tinggal jauh dari keluarga di kota yang sama dengan sahabat saya itu. Setelah saling berhubungan hanya melalui sms dan telpon (pengakuan sahabat saya), si cowok minta bertemu muka. Pada saat itu secara tersirat sahabat saya mengemukakan bahwa hubungan mereka sudah sampai taraf 'bahaya' meski hanya berhubungan via telepon. Bahaya dari segi materi percakapan, hingga sahabat saya sudah mengkatagorikan hubungan itu sebagai ttm alias teman tapi mesra. Tapi sahabat saya ini orangnya sebenarnya lurus, jadi sambil mendengarkan ceritanya saya berdoa agar ia tidak jadi berselingkuh. Ternyata ending ceritanya memang seperti itu. Saat si cowok meminta ketemuan, sahabat saya mengajukan syarat bahwa ia mau ketemu, tapi hubungan tidak sehat mereka harus diakhiri. Artinya pertemuan itu harus yang pertama dan terakhir. Sahabat saya bilang, "aku nggak peduli sama istrimu. Tapi kamu sudah punya anak. Aku nggak mau mereka terluka." So, demikianlah akhir cerita. Sebenarnya saya senang karena sahabat saya tidak terhanyut dalam rayuan cowok itu, tapi kata-kata sahabat saya membuat saya berpikir, merenung. Sahabat saya bilang, "aku nggak peduli sama istrinya..." Mungkin ia menganggap istri tak lebih penting dari anak...Atau ia akan nekad menjalin hubungan dengan cowok itu jika belum punya anak? Atau cowok itu sudah menceritakan hal-hal buruk tentang istrinya sendiri (untuk mencari simpati sahabat saya) sehingga sahabat saya merasa bahwa istri cowok itu bukan hal yang patut dipertimbangkan seandainya ia nekad menerima tawaran cowok itu untuk berselingkuh? Entahlah...saya hanya mencoba memposisikan diri seandainya saya adalah istri laki-laki itu...atau memposisikan diri sebagai sesama istri. Ternyata (paling tidak dari sisi pandang sahabat saya), bila seseorang tertarik pada seorang laki-laki, ia tidak peduli laki-laki itu telah beristri atau tidak. Ia hanya peduli kalau laki-laki itu sudah punya anak... Mungkin ada juga orang yang sama sekali tidak peduli walau si laki-laki sudah bercucu sekalipun?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun