Mohon tunggu...
Innez Sholati
Innez Sholati Mohon Tunggu... Universitas Sumatera Utara

Mahasiswa Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Home

Remuknya Fungsi Keluarga : Saat Rumah Tak Lagi Jadi Tempat Pulang

24 April 2025   12:15 Diperbarui: 24 April 2025   12:15 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga adalah unit sosial paling mendasar dalam kehidupan manusia, berfungsi sebagai tempat perlindungan fisik sekaligus pembentuk identitas, karakter, nilai, dan cinta. Dalam kondisi ideal, rumah seharusnya menjadi tempat kembali yang memberikan rasa aman, nyaman, dan penerimaan tanpa syarat. Namun, kenyataannya, banyak keluarga kini mengalami keretakan fungsi akibat berbagai tekanan dalam kehidupan modern, seperti konflik internal, perceraian, dan kurangnya komunikasi. Akibatnya, anak-anak tumbuh tanpa arahan yang memadai, mengalami keterasingan emosional, sementara orang tua terjebak dalam tuntutan finansial yang melemahkan ikatan keluarga.

Pergeseran nilai budaya juga berkontribusi pada perubahan cara pandang terhadap institusi keluarga. Budaya individualistik yang semakin kuat membuat banyak orang lebih menekankan pencapaian pribadi daripada ikatan emosional dalam keluarga. Hal ini mengakibatkan hilangnya rasa tanggung jawab terhadap keberlangsungan relasi keluarga. Ketika fungsi keluarga hancur, dampaknya tak hanya dirasakan di dalam rumah, tetapi juga menjalar ke masyarakat luas, dengan anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan disfungsional cenderung mengalami kesulitan beradaptasi secara sosial.

Untuk membangun kembali fungsi keluarga yang ideal, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Pertama, penting bagi keluarga untuk membangun komunikasi yang terbuka dan jujur, di mana setiap anggota merasa didengar dan dihargai. Sesi diskusi keluarga dan waktu bersama tanpa gangguan teknologi bisa menjadi langkah awal yang baik. Kedua, pendidikan pengasuhan dan konseling keluarga harus lebih diintensifkan melalui program pendampingan psikologis dan pelatihan komunikasi. Oleh karena itu, membangun kembali fungsi keluarga yang ideal memerlukan kebijakan pemerintah yang mendukung keseimbangan antara kerja dan keluarga. Dengan pendekatan yang menyeluruh, diharapkan keluarga dapat kembali menjadi tempat pulang yang hangat dan penuh cinta.

Fungsi keluarga yang remuk bukanlah akhir dari segalanya, tetapi menjadi panggilan untuk berbenah. Di tengah dunia yang semakin kompleks, justru keluarga harus menjadi jangkar yang menjaga kita tetap waras dan utuh. Rumah tidak hanya tempat berlindung dari panas dan hujan, melainkan tempat di mana hati menemukan pulangnya. Jika hari ini rumah terasa asing, maka tugas kitalah untuk menjadikannya kembali tempat pulang yang hangat, penuh cinta, dan pengertian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun