Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membantu Sesama dengan Donor Plasma

1 Agustus 2021   18:29 Diperbarui: 1 Agustus 2021   18:38 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
plasma konvalesen (dokumen pribadi)

Kalut. Bingung. Takut. Mungkin itulah gambaran perasaan para keluarga pasien Covid-19 yang saat ini sedang berjuang mencari plasma konvalesen untuk keluarganya. Karena persediaan plasma konvalesen di PMI tidak selalu tersedia, maka mereka harus mencari pendonor plasma konvalesen sendiri. Berbagai upaya dilakukan mulai menghubungi relasi satu persatu hingga  menyebarkan pesan di media social.

Pada bulan Juni permintaan plasma konvalesen sebanyak 1000 kantong plasma perhari, lalu angka ini meningkat 300% di bulan Juli. Menurut PMI pusat, ketersediaan plasma konvalesen di minggu ketiga Juli hanya 96 kantong sementara permintaan mencapai 4006 kantong plasma.  Kondisi ini harus direspons cepat agar tindakan terapi plasma konvalesen dapat segera dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Peningkatan permintaan plasma konvalesen berkaitan erat dengan  meningkatnya jumlah pasien Covid-19 saat ini yang dirawat di rumah sakit.   Pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit adalah pasien yang mengalami gejala sedang hingga berat, yang membutuhkan terapi oksigen dan terapi lainnya yang hanya bisa dikerjakan di rumah sakit.  Salah satu terapi yang diberikan adalah pemberian plasma konvalesen.

Plasma konvalesen  adalah plasma yang diambil dari pasien yang telah sembuh dari Covid 19 (penyintas Covid 19). Plasma sendiri adalah cairan berwarna kuning yang merupakan bagian dari darah yang mengandung antibodi. Sehingga bisa dikatakan terapi plasma konvalesen adalah pemberian plasma yang diberikan melalui jalur intravena (pembuluh darah) untuk masuk ke dalam tubuh pasien.

Sebenarnya dengan angka kesembuhan pasien Covid 19 di Indonesia yang mencapai  40 ribu per hari, andai saja  setengah dari total pasien yang sembuh melakukan donor plasma maka,  mungkin tidak ada lagi anggota keluarga yang kebingungan mencari plasma konvalesen untuk anggota keluarganya.

Namun sayangnya  masih banyak penyintas yang belum teredukasi dengan baik mengenai kegunaan dan prosedur donor plasma konvalesen. Selain itu, ada ketakutan dari para penyintas bila antibodi yang dimilikinya akan turun bila diberikan ke orang lain dan juga  masih banyak penyintas yang takut untuk bertemu banyak orang

Ketakutan- ketakutan seperti ini bisa diatasi dengan pemberian edukasi mengenai plasma konvalesen kepada masyarakat. Edukasi harus lebih digencarkan baik melalui surat kabar, media informasi milik pemerintah bahkan sampai ke obrolan santai di grup Whatsapp RT. 

Edukasi yang diberikan sebaiknya menyesuaikan dengan bahasa yang umumnya dipakai oleh masyarakat dan tidak menggunakan bahasa ilmiah yang sulit dimengerti agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti masyarakat. Pesan yang disampaikan harus jelas mulai dari persyaratan pendonor, prosedur pengambilan, lama prosedur pengambilan, dan juga efek sampingnya.

Prosedur pengambilan plasma mirip dengan prosedur donor darah pada umumnya. Hanya bedanya bila pada donor darah yang diambil seluruh komponen darah, namun pada donor plasma konvalesen yang diambil hanya plasmanya saja. Komponen darah lainnya akan dikembalikan lagi ke pendonor. Oleh karenanya prosedurnya memakan waktu lebih lama kurang lebih 1-1,5 jam.

Di dalam tubuh pasien, antibodi dari plasma pendonor  akan membantu antibodi yang sudah ada di dalam tubuh pasien untuk mengikat virus sehingga virus tidak bisa berikatan dengan sel sel tubuh. Virus yang tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh, akan terselubungi oleh antibodi lalu mati. Hal ini disebabkan karena daur hidup virus amat tergantung dari sel tubuh yang ditumpanginya.

Selain itu fungsi tambahan antibodi dari plasma pendonor juga untuk mengikat sitokin, salah satu jenis protein yang muncul berlebihan pada tubuh pasien Covid-19. Bila sitokin dibiarkan lepas dalam jumlah banyak maka tubuh pasien akan mengalami peradangan atau biasa dikenal dengan badai sitokin. 

Badai sitokin adalah komplikasi yang bisa dialami oleh pasien Covid 19 dimana sel imun berbalik menyerang sel tubuh dan jaringan yang sehat. Sehingga, dengan adanya antibodi tambahan mampu menghambat peradangan yang terjadi akibat jumlah sitokin yang berlebih.

Oleh karena itu, mengingat manfaat yang diberikan dari terapi plasma konvalesen maka diharapkan setiap penyintas yang baru saja sembuh dari Covid 19 dan memenuhi persyaratan segera melakukan donor plasma konvalesen. Tidak perlu takut dan khawatir. 

Antibodi dalam plasma pendonor tidak akan berkurang kadarnya hanya karena diberikan ke orang lain. Setiap mililiter plasma yang didonorkan akan digantikan dengan plasma dengan antibodi yang sama. Justru, bagi para penyintas Covid mendapat keberuntungan karena telah mendapatkan imunitas alami, yakni antibodinya memiliki sel memori yang mampu mengenali dan mengingat antigen serupa .  

Sebenarnya, kadar antibodi dengan atau tanpa didonorkan akan mengalami penurunan kadar antibodi. Kadar antibodi yang tinggi  bertahan dalam tubuh penyintas selama 3-4 bulan yang kemudian perlahan lahan akan menurun. Sehingga diharapkan dalam kurun waktu itulah, para penyintas dapat mendonorkan plasmanya rutin dengan selang waktu 14 hari. Kadar antibodi plasma pendonor juga ikut mempengaruhi efektifitas terapi. Hasil penelitian mengatakan bahwa pemberian plasma konvalesen dengan kadar antibodi tinggi dapat menurunkan resiko gangguan pernapasan pada pasien dalam kurun waktu 72 jam setelah pemberian.

Oleh karenanya diharapkan kepada para penyintas baru saja sembuh dan tidak memiliki gejala selama 14 hari bisa memberikan plasmanya kepada pasien yang membutuhkan. Adapun persyaratan lainnya untuk menjadi donor plasma konvalesen adalah ; berat badan minimal 55kg, berusia lebih dari 18 tahun, diutamakan laki laki dan perempuan yang belum pernah hamil, tidak ada riwayat transfusi satu tahun terakhir, memiliki  surat keterangan sembuh Covid-19 dari Puskesmas atau dokter penanggung jawab, dan kadar antibodi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan PMI.

Dorongan lainnya juga harus muncul dari pemerintah  daerah agar banyak masyarakat ikut berpartisipasi donor plasma konvalesen, dengan membuat pusat data setiap kelurahan penyintas Covid 19 yang memenuhi persyaratan donor plasma konvalesen, sehingga para keluarga dapat dengan mudah mencari pendonor. Para pendonor plasma yang rutin juga sebaiknya diberikan apresiasi yang sekiranya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.  

Di masa pandemi ini, alangkah baiknya kita saling tolong menolong. Menghidupkan empati dan rasa peduli dalam hati. Tidak ada yang hilang dengan kita memberi, justru kita akan mendapat gantinya lebih banyak. Sekantung plasma diberikan, satu keluarga terselamatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun