Mohon tunggu...
La Iwang (Semesta Wadagiang)
La Iwang (Semesta Wadagiang) Mohon Tunggu... Editor - Apa jadinya andai fikiran orang-orang dulu itu tak di bukukan?

Aku hanya belajar untuk bisa terus belajar. Belajar dari mereka, belajar dari kalian semua........

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Filosofi Cinta Sang Aktivis

1 Maret 2017   20:10 Diperbarui: 19 Mei 2020   00:59 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terdiam. "Apa pula maksud support setengah hati Raihan ini?" Batinku. “Han!! Kamu masih ingat tentang gadis kecil yang dulu sering aku cerita ke kamu??

“Gadis kecil yang dulu membuat kamu sok penyair itu, kan?”

“Iya! Aku telah menemukannya. Dia hadir diacara reuni kemarin dan kini hampir setiap hari kami komunikasi”

Sambil manggut-manggut menepuk bahuku, Raihan berdiri dan berseru. “Ma, sini Maa!! Kamu benar, si Jay memang lagi kasmaran. Buatkanlah dia kopi!!” Entah kenapa, Raihan tampak suka sekali dengan apa yang baru saja saya ceritakan. Sesaat kemudian Rita, isterinya, datang membawa dua gelas kopi dan secangkir teh untuknya sendiri. Dia pun lalu duduk mengambil tempat bersama kami.

“Saatnya diskusi serius” Fikirku. Dua orang sahabatku ini dulunya adalah aktivis-aktivis kampus yang sudah kenyang dengan berbagai kajian.

“Cinta itu memang indah” Aku yang mulai.

“Weleh, Mbasi! Ingat anak tuh, Jay” Timpal Rita dengan dialeg jawanya yang kental. Rita adalah gadis Magelang yang di persunting Raihan sehari setelah wisuda strata satunya. Pernikahan yang cukup ribet lantaran Rossy, kawan sekelas kami juga adalah tunangan Raihan. Hmm, 11 tahun sudah.

“Tapi apa kamu yakin kalau gadis kecilmu itu adalah dia??” Mimik Raihan kini mulai serius, dan pasti pembahasan akan panjang.

“Entahlah, Han! Aku juga belum bisa memastikan. Faktanya, kami tiba-tiba begitu dekat, saling memuji, dan pastinya tiap detik saya merindukannya”

“Bagaimana jika bidadari kecil impianmu itu ternyata bukan dia??” Rita ikut-ikutan jadi serius.

“Kalaupun toh bukan dia, aku tetap saja suka padanya. Dia memberiku spirit, memberiku support, dia membuat hidupku bergairah lagi. Dia adalah sungai inspirasi baru bagiku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun