Mohon tunggu...
Fia Annisa Putri
Fia Annisa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga

Mahasiswi Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kelimpahan Mikroplastik di Berbagai Wilayah Perairan

12 Juni 2022   14:00 Diperbarui: 12 Juni 2022   14:04 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya biomagnifikasi pada organisme laut ini juga bisa disebabkan karena adanya zooplankton yang mengkonsumsi suatu partikel dari bagian mikroplastik, lalu zooplankton ini juga dimakan oleh organisme atau hewan laut lainnya yang memiliki ukuran tubuh lebih besar, sehingga partikel mikroplastik tersebut juga akan masuk ke organisme yang memakan zooplankton itu (Adila et al., 2021).

Teripang, kerang, lobster, Amphipods, Lungworms, dan Teritip adalah contoh hewan laut tak bertulang belakang yang menelan mikroplastik. Tingkat berikutnya, burung laut juga bisa mengkonsumsi mikroplastik akibat memakan ikan yang telah mengkonsumsi mikroplastik. Jaringan dan sel darah dari tubuh ikan sangat rentan dimasuki oleh mikroplastik, hal itu mengakibatkan stabilitas dan respon inflamasi membran ikan berkurang. Sehingga, jika kita mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi zat berbahaya, sistem hormonal dan sistem endokrin dalam tubuh ikan akan terganggu.

Dari seluruh mikroplastik yang ditemukan, warna hitam menjadi warna dominan mikroplastik. Warna hitam ini menunjukkan bahwa mikroplastik ini mengandung banyak polutan. secara umum, konsentrasi mikroplastik menunjukkan bahwa tidak ada perubahan warna yang signifikan pada mikroplastik. Secara umum, konsentrasi mikroplastik menunjukkan bahwa tidak ada perubahan warna yang signifikan pada mikroplastik (Hiwari et al., 2019).

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas manusia merupakan salah satu pemicu terbesar adanya mikroplastik di dunia. Baik aktivitas di daratan seperti kegiatan rumah tangga dan industri, maupun aktivitas yang dilakukan di atas perairan seperti halnya memancing dan menangkap ikan. 

Mikroplastik yang ada dalam air akan selalu berbahaya terlebih jika dikonsumsi oleh biota laut dalam jangka panjang. Ukurannya yang sangat kecil memungkinkan akan termakan oleh biota laut dan akan menyebabkan kematian. Semakin besar kelimpahan mikroplastik dalam suatu perairan semakin besar pula kepunahan pada biota-biota laut. Ekosistem serta kehidupan laut akan jauh lebih baik dan hidup ketika jumlah mikroplastik rendah atau tidak ada. Tidak hanya biota laut, mikroplastik juga mengancam manusia terlebih jika manusia mengkonsumsi biota laut yang terpapar mikroplastik.

Sumber:


Adila, I. S., Tarbiyah, F., Keguruan, D. A. N., Islam, U., & Raden, N. (2021). Analisis kandungan mikroplastik pada sedimen pantai sukaraja kota bandar lampung.

Hiwari, H., Purba, N. P., Ihsan, Y. N., Yuliadi, L. P. S., & Mulyani, P. G. (2019). Kondisi sampah mikroplastik di permukaan air laut sekitar Kupang dan Rote , Provinsi Nusa Tenggara Timur Condition of microplastic garbage in sea surface water at around Kupang dan Rote , East Nusa Tenggara Province. 5, 165--171. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m050204

Joesidawati, M. I. (2018). Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat III Universitas PGRI Ronggolawe Tuban Tuban PENCEMARAN MIKROPLASTIK DI SEPANJANG PANTAI KABUPATEN TUBAN. Pencemaran Mikroplastik Di Sepanjang Pantai Kabupaten Tuban, 8--15. www.latlong.net

Oluniyi Solomon, O., & Palanisami, T. (2016). Microplastics in the Marine Environment: Current Status, Assessment Methodologies, Impacts and Solutions. Journal of Pollution Effects & Control, 04(02). https://doi.org/10.4172/2375-4397.1000161

Sari Dewi, I., Aditya Budiarsa, A., & Ramadhan Ritonga, I. (2015). Distribusi mikroplastik pada sedimen di Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Depik, 4(3), 121--131. https://doi.org/10.13170/depik.4.3.2888

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun