Beberapa waktu terakhir, timeline media sosial ramai dengan perdebatan pro-kontra rencana aktivasi kembali Bandara Husein Sastranegara untuk penerbangan komersial. Sebagai seorang yang terlibat di industri pariwisata nasional, saya tentu tak bisa diam. Ini bukan soal 'pilih siapa', tapi 'bagaimana agar keduanya menang'.
Bayangkan, Jawa Barat punya dua bandara yang melayani kawasan intinya: Husein yang sudah melegenda dan dekat dengan jantung Kota Bandung, dan BIJB Kertajati yang megah dan modern sebagai pintu gerbang baru di Majalengka. Ini anugerah, tapi bisa jadi kutukan jika dikelola dengan paradigma lama.
Cerita dari Negeri Orang, Solusi untuk KitaÂ
Alih-alih berdebat tanpa ujung, mari kita belajar dari mereka yang sudah berpuluh tahun sukses mengelola 'dual airport system'.
London: Satu Kota, Enam Bandara, Masing-Masing Punya 'Jodoh'
London punya Heathrow, Gatwick, Stansted, Luton, City, dan bahkan Southend. Rahasianya? Spesialisasi.Heathrow untuk rute internasional jarak jauh dan maskapai premium.
Gatwick & Stansted untuk maskapai low-cost carrier (LCC) dan destinasi Eropa.
City Airport untuk eksekutif dan penerbangan bisnis.
Pelajaran untuk kita: Kertajati dan Husein jangan diadu, tapi dibedakan. Kertajati bisa jadi hub untuk LCC, kargo, dan penerbangan internasional terjadwal, sementara Husein untuk full-service domestik, bisnis jet, dan rute perintis.
Tokyo: Haneda vs Narita, Kompetisi yang Sehat