[caption caption="Merubah perilaku"][/caption]
Berbagai sifat pribadi seseorang sering ditemukan dalam kehidupan, terutama hubungan antar manusia. Berikut ini beberapa altertif dari pendekatan psikologi behaviorisme, yang disampaikan oleh salah satu tokohnya, Skinner.
Tingkah laku dari berbagai ruang lingkup
Terkait dengan tingkah laku dan sifat seseorang. Baik terhadap bayi, anak, remaja, orang tua, pasangan suami istri, wanita, pria atau laki-laki, teman kerja, pegawai dilingkungan kantor, pelajar maupun siswa di sekolah, seseorang, masyarakat, organisasi, kelompok, serta lainnya.
Bahkan pada beberapa penelitian, perubahan sifat ini juga diujicobakan terhadap binatang.
Contoh Tingkah Perilaku
Karakter sifat dari kepribadian dalam berprilaku baik normal maupun abnormal seperti pemarah, pemalu, pendiam, malas, cuek, kekanakan, egois, mudah berkelahi, agar lebih dewasa, bohong, tomboy, feminim, galak, gay, hiperaktif, keras hati, humoris, introvert, keras kepala, jutek, jelek, kasar, labil, lebay, malas, mudah marah, ngondek, nakal, usil pada orang lain, posesif, rajin, buruk, tomboy, tempramental, pemabuk, pencuri atau mencuri, dan lainnya.
Pandangan Psikologi Behaviorisme
Sifat manusia baik ataupun buruk, salah satunya dapat dikondisikan berdasarkan pandangan psikologi behaviorisme yang dipelopori oleh Skinner.
Merubah tingkah laku
Cara mengubah sifat seseorang yang dikenal dengan istilah dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
Cara mengubah prilaku pribadi seseorang
Dari berbagai penelitian dan kajian, umumnya perubahan sifat dapat dikondisikan dengan:
- Pembanjiran (flooding)
Yaitu dengan membanjiri subjek dengan situasi hal yang diinginkan, misalnya sekian orang mengatakan hal yang beresensi sama, bacaan terkait yang ditemukan oleh subjek, berita, dan lain-lain. Khusus untuk kasus abnormal, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, seperti menghilangkan fobia ketakutan pada penderita penyakit jantung karena bisa berakibat fatal. Metode ini banyak memberikan keberhasilan dalam berbagai bidang. - Terapi Aversi
Kontrol diri dilakukan oleh individu sendiri, sedangkan terapi aversi pengaturan kondisi diciptakan oleh terapis. Misalnya remaja yang senang berkelahi, kepadanya ditunjukkan foto teman yang kesakitan. Pada saat yang sama remaja molester tersebut diberikan kejutan listrik yang menimbulkan rasa sakit. Strategi membalikkan rasa bangga karena menyakiti teman lain diubah menjadi hal terbalik, seperti menimbulkan rasa dosa, iba, takut, dst. Hal ini dikondisikan melalui melihat luka yang ditimbulkan dan dengan merasakan sakit karena kejutan listrik.
Contoh lain bagi pemabuk dengan memberikan hal yang menyebabkan mulas karena meminum minuman berakohol (diskusikan dengan tenaga kesehatan, termasuk efek samping terapi aversi ini). - Pemberian hadiah/hukuman secara selektif
Hukuman diberikan apabila terjadi tindakan yang tidak diinginkan, dan hadiah diberikan pada tindakan yang diinginkan. Hukuman dan hadiah ini harus direncakan dengan teliti dan dipilih pada hal yang memberi dampak efektif. - Latihan keterampilan sosial
Dapat digunakan untuk berbagai tingkah laku yang tidak diinginkan, khususnya bagi penderita depresi akibat tidak mendapat perhatian (hadiah) dari lingkungan, yang mungkin karena tidak memiliki keterampilan dalam memperolehnya. Kepada penderita diajarkan teknik khusus dalam berinteraksi sosial. - Pemberian point Penghargaan
Dapat digunakan untuk berbagai sifat pribadi ataupun tingkah laku, termasuk kalangan anak baik di rumah maupun di sekolah, seperti pada mereka yang lambat dalam belajar, autistik, dan delinkuen. Penghargaan diberikan setiap terjadi tingkah laku yang dikehendaki, seperti memakai pakaian sendiri, makan sendiri, mengatur tempat tidur, menyapu lantai, belajar, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan rekan ataupun pasangan, agar melakukan sesuatu, tidak mudah marah, bijak, berhasil, dan seterusnya.
Pada kasus ini, pemberian inforcement dilakukan dalam interval atau rasio tertentu, bisa divariasikan dengan ‘hukuman’ mengambil point penghargaan yang pernah diberikan ketika dia melakukan kesalahan. Ketika penghargaan mencapai nilai tertentu, kepada yang bersangkutan diberikan hadiah yang diharapkannya. - Melakukan efek obat-obatan terhadap tingkah laku.
Dikenal dengan penggunaan metode skinner box. Untuk hal ini perlu dikonsultasikan dengan psikolog ataupun dokter, karena mereka yang berkompeten melaksanakannya.
Penutup
Berbagai metode lain dapat dilakukan dari sisi kognitif, traits, maupun melalui psikoanalisis.
Diolah dari Sumber: Alwisol, Pskologi kepribadian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI