Mohon tunggu...
informasi update
informasi update Mohon Tunggu... Jurnalis

Berkarya Tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Glory Mahasiswi Indonesia di AS Jadi Target Hoaks: Doxing, Ujaran Kebencian, hingga Ancaman

25 September 2025   15:54 Diperbarui: 25 September 2025   15:54 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Glory Lamria, mahasiswi asal Indonesia yang tengah menempuh studi di Amerika Serikat, kini terseret dalam pusaran isu liar di media sosial.

Wawancara singkatnya di sela kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke New York yang semula tampak biasa saja, justru berubah menjadi bahan tuduhan tak berdasar.

Bermula dari unggahan akun Big Alpha, yang oleh warganet kerap dilabeli sebagai homeless media, muncul klaim bahwa Glory diwawancarai karena "skenario pemerintah" lengkap dengan fasilitas hotel mewah yang ditanggung negara.

Dari sinilah badai siber mulai menghantam Glory: doxing, serangan kebencian, bahkan ancaman pembunuhan.

Klarifikasi Tegas: "Tidak Ada Briefing, Tidak Ada Fasilitas"

Menanggapi fitnah tersebut, Glory angkat bicara. Ia menegaskan bahwa wawancara dirinya dengan jurnalis berlangsung spontan, tanpa pengarahan dari pihak mana pun.

"Seorang reporter mendekati saya saat saya berdiri di depan hotel bersama banyak orang. Tidak ada briefing, tidak ada arahan. Apa yang saya sampaikan murni pendapat pribadi, tidak mewakili pemerintah," tegasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9).

Ia juga membantah keras kabar bahwa pemerintah menanggung akomodasinya.
"Foto yang beredar diambil dari akun Instagram pribadi saya. Itu tidak ada kaitannya dengan agenda resmi. Sampai hari ini, saya tidak pernah menerima dana atau fasilitas menginap sebagaimana dituduhkan," ujar Glory.

Dampak Psikologis dan Sosial

Alih-alih berhenti di ruang diskusi, isu itu justru memicu dampak nyata bagi Glory. Ia mengaku menjadi sasaran serangan pribadi di dunia maya.

"Akibat narasi sepihak dari Big Alpha, saya mengalami doxing, ujaran kebencian, bahkan ancaman kematian. Semua berawal dari klaim yang keliru," ungkapnya.

Seruan untuk Publik

Di tengah tekanan tersebut, Glory memilih menutup klarifikasinya dengan ajakan menyejukkan.

"Dalam demokrasi, berbeda pendapat itu wajar. Namun jangan sampai opini dipelintir demi kepentingan tertentu yang justru bisa memecah belah bangsa. Mari sama-sama bijak dalam menyikapi informasi," katanya.

Postingan Hilang, Klarifikasi Tak Kunjung Datang

Meski unggahan Big Alpha yang menuding Glory telah dihapus, akun tersebut hingga kini belum menyampaikan klarifikasi apalagi permintaan maaf. Situasi ini membuat kasus Glory menjadi contoh nyata betapa cepatnya rumor bisa berubah menjadi ancaman serius di era digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun