Pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Majelis Umum PBB mungkin sudah sering mencuri perhatian dunia, namun kali ini giliran penggantinya, Presiden Prabowo Subianto, yang mendapat sorotan tajam. Bagi Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana, orasi Prabowo di forum internasional ke-80 tersebut bukan sekadar wacana diplomasi, melainkan pernyataan sikap bangsa yang tegas, berani, sekaligus menggetarkan.
"Di luar dugaan saya, mantap! Saya bilang mantap," ungkap Hikmahanto dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Kompas.com, Rabu (24/9/2025). Ia bahkan menyebut gaya Prabowo bak ledakan yang membangunkan kesadaran dunia, terutama jika dibandingkan dengan gaya pidato kontroversial mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurut Hikmahanto, apa yang dibawa Prabowo adalah sinyal jelas: Indonesia tetap menjunjung hukum internasional, meski berada di tengah dinamika global yang kerap didikte negara besar. "Kalau negara besar bicara seenaknya, bahkan melampaui waktu yang ditentukan, Indonesia justru hadir dengan disiplin, taat aturan, dan tetap lantang menyuarakan keadilan," ujarnya.
Salah satu poin yang dinilai strategis adalah tawaran Prabowo terkait isu Palestina--Israel. Presiden menegaskan, normalisasi diplomatik hanya mungkin jika Israel lebih dulu mengakui Palestina sebagai negara merdeka. "Itu kartu tawar yang cerdas. Belum pernah ada presiden Indonesia sebelumnya yang menyampaikan sejelas itu," tambah Hikmahanto.
Kontras dengan Trump, yang kerap meremehkan isu perubahan iklim hingga mempertanyakan eksistensi PBB, Prabowo justru menegaskan pentingnya kerja sama multilateral. "Trump bisa saja berkata PBB tak relevan, tapi Prabowo bilang sebaliknya: PBB punya peran penting," tegas Hikmahanto.
Lebih jauh, Prabowo juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk turun langsung menjaga perdamaian dunia. Ia berkomitmen mengirim hingga 20 ribu personel TNI, baik laki-laki maupun perempuan, jika mandat pasukan perdamaian PBB membutuhkan. "Itu bukan sekadar retorika, tapi wujud nyata kontribusi Indonesia bagi dunia," kata Hikmahanto menutup.
Pidato ini, menurut banyak kalangan, bisa menjadi titik balik diplomasi Indonesia: dari sekadar suara negara berkembang, menjadi salah satu penggerak arah percakapan global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI