![[Novel] Musamus Tubuh Kecil Jiwa Besar, Episode 63-64](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/16/cover-novel-musamus-01-jpeg-tayang-68c956e1ed641509283d4682.jpeg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Jayapura -- Dukungan politik terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Matius Fakhiri--Aryoko Rumaropen (Mariyo), terus menguat menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang dijadwalkan pada 6 Agustus 2025. Salah satu bentuk dukungan signifikan datang dari para tokoh adat wilayah Lapago dan Mepago yang secara resmi menganugerahkan gelar Kepala Suku Besar kepada Matius Fakhiri.
Prosesi penobatan tersebut berlangsung di Jayapura pada Jumat (25/7/2025), dihadiri para pemimpin suku dari wilayah adat Lapago dan Mepago. Gelar tersebut disematkan sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi dan kepemimpinan Fakhiri, yang dinilai berhasil menjaga persatuan antar suku di Papua.
"Penganugerahan ini bukan sekadar simbolis. Kami telah melalui pertimbangan matang dan kesepakatan bersama seluruh kepala suku wilayah adat Lapago dan Mepago," ujar Apner Wetipo, salah satu kepala suku senior.
Ia menyebut bahwa Matius Fakhiri dipilih karena rekam jejaknya sebagai pemimpin yang santun, inklusif, serta berkomitmen pada stabilitas dan kedamaian di Papua. Dalam prosesi adat, Fakhiri menerima simbol kepemimpinan berupa tombak, panah, dan noken, sebagai tanda pengakuan dan tanggung jawabnya sebagai pemersatu masyarakat adat.
Apner menambahkan bahwa gelar Kepala Suku Besar berlaku selama sepuluh tahun ke depan dan disertai dukungan penuh terhadap pencalonan Fakhiri sebagai Gubernur Papua.
"Kami melihat beliau tidak hanya memiliki pengalaman sebagai mantan Kapolda, tetapi juga pemimpin yang mampu menyentuh hati masyarakat adat. Ia paham bagaimana membangun Papua secara damai dan menyeluruh," kata Apner.
Lebih lanjut, Apner mengajak seluruh masyarakat Papua, khususnya dari wilayah Lapago dan Mepago, untuk memberikan suara bagi pasangan Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen dalam PSU nanti.
"Sebagian kecil masyarakat mungkin memilih calon lain, dan itu hak politik mereka. Tapi mayoritas warga adat Lapago dan Mepago berada di barisan Paslon nomor urut 02. Kami sudah mengambil sikap, dan masyarakat kami akan mengikuti arahan itu," tegasnya.
